Gunung Sinabung Masih Bergolak, Warga Diimbau Tetap Waspada

Gunung Sinabung bahkan kerap menyemburkan debu vulkanis, awan panas, serta guguran lava pijar.

oleh Liputan6 diperbarui 25 Jul 2015, 21:28 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2015, 21:28 WIB
20150705-Akibat Letusan Sinabung, Desa Sibintun 'Tinggal Kenangan'-Sumatera 6
Gunung Sinabung terlihat dari perkebunan yang rusak akibat luncuran awan panas pada April 2015 di Desa Sibintun, Karo, Sumatera Utara, Minggu (5/7/2015). Akibat letusan Sinabung, desa tersebut sudah tak lagi berbentuk. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Medan - Intensitas erupsi atau letusan Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, hingga saat ini masih tetap tinggi. Gunung tersebut bahkan kerap menyemburkan debu vulkanis, awan panas, serta guguran lava pijar.

"Masyarakat diminta agar selalu hati-hati dan menjauhi erupsi Gunung Sinabung, sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diingini," ucap Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo Subur Tambun saat dihubungi dari Medan, Sabtu (25/7/2015).

Pemerintah Kabupaten Karo, juga meminta kepada warga yang tinggal beberapa desa yang berada di radius 7 kilometer dari kawah Gunung Sinabung itu, agar mengungsi ke tempat yang lebih aman.

"Hal ini dilakukan untuk keselamatan masyarakat agar terhindar dari bencana alam atau luncuran awan panas akibat erupsi Gunung Sinabung tersebut," ujar Subur.

Subur mengingatkan kepada masyarakat agar jangan pulang ke desanya dengan alasan melihat rumah dan ladang yang sudah lama ditinggalkan. Sebab, hal ini sangat berbahaya dan dapat mengancam keselamatan warga tersebut.

Erupsi gunung Sinabung Menutupi Sejumlah Desa Pemukiman Warga di Desa Sibintun, Sumatera Utara, Minggu (5/7/2015). Letusan yang terjadi dari 2013 sampai saat ini mengakibatkan puluhan ribu jiwa mengungsi. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Guguran Lava Pijar

"Karena sejumlah desa tersebut, termasuk yang berada di kawasan zona merah yang tidak boleh dimasuki penduduk," beber Kepala BPBD Karo.

Berdasarkan data yang dihimpun, erupsi Gunung Sinabung yang terjadi Jumat 24 Juli 2015 pukul 00.00-06.00 WIB, kabut dan asap putih tebal setinggi 100 meter. Teramati guguran lava pijar dari puncak sejauh 500-1.000 meter ke tenggara-timur.

Pada Kamis 23 Juli 2015 pukul 00.00-06.00 WIB, Gunung Sinabung kabut dan asap putih tebal setinggi 400 meter. Terjadi sekali awan panas guguran, jarak luncur tidak teramati karena gunung tertutup kabut.

Terpantau pula, guguran lava pijar dari puncak sejauh 500-1.000 meter ke tenggara-timur dan 1.000-1.500 meter ke selatan.

Selanjutnya pada pukul 06.00-12.00 WIB, asap putih tebal setinggi 300-400 meter. Teramati guguran lava dari puncak sejauh 500 meter ke tenggara-timur. Terjadi sekali awan panas guguran dari puncak sejauh 3.000 meter ke arah tenggara-timur.

Pengungsi Sinabung

Data yang diperoleh menyebutkan hingga hari ini atau Sabtu 25 Juli 2015 tercatat 11.111 jiwa atau 3.150 kepala keluarga (KK) masih ditempatkan di 10 lokasi penampungan di Kabanjahe.

Pengendara melintas di jalan yang tertutup abu vulkanik erupsi Gunung Sinabung di Desa Sibintun, Sumatera Utara, Minggu (5/7/2015). Letusan yang terjadi dari 2013 sampai saat ini mengakibatkan puluhan ribu jiwa mengungsi. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Ke-10 lokasi pengungsian itu, yakni Jambur Lau Buah Batu, Paroki Gereja Katolik Kabanjahe, Gedung Serbaguna KNPI Kabanjahe, Gedung Serbaguna GBKP Kabanjahe, Jambur Sempajaya, Gudang Jeruk Surbakti, Jambur Tongkoh, Jambur Korpri, Jambur Tanjung Mbelang, dan GPDI Ndokum.

Selain itu, penduduk yang telah diungsikan itu berasal dari 11 desa, yakni Desa Gurukinayan, Tiga Pancur, Pintu Besi, Sukanalu, Berastepu, Desa Jaraya, Desa Kutatengah, Desa Sigarang-garang, Desa Mardingding, Desa Kutagugung, dan Desa Kutarayat.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sejak 2 Juni 2015 pukul 23.00 WIB mengeluarkan pengumuman bahwa status Gunung Sinabung naik dari Siaga atau Level III menjadi Awas atau Level IV. (Ant/Ans/Rmn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya