Sebab Letusan Gunung Raung Tidak Sedahsyat Merapi

Gunung Raung di perbatasan Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember, Jawa Timur masih terus bergeliat.

oleh Yanuar H diperbarui 26 Jul 2015, 15:04 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2015, 15:04 WIB
20150712-Awan Panas Gunung Raung Tak Mengusik Aktivitas Warga-Bondowoso 5
Kepulan awan panas Gunung Raung membumbung ke angkasa yang terlihat dari Kabupaten Bondowoso, Jatim, Minggu (12/7). Gunung Raung terus menunjukkan aktivitas vulkaniknya dan menyebabkan terjadi hujan abu tipis di sejumlah wilayah. (AFP PHOTO/WIDARSHA)

Liputan6.com, Yogyakarta - Gunung Raung di perbatasan Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember, Jawa Timur masih bergeliat. Kadang, mengeluarkan debu vulkanik hingga menyebabkan sejumlah bandara ditutup. Namun terkadang juga tenang.

Raung berbeda dengan gunung-gunung lain, misalnya Merapi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang pernah meletus dahsyat pada 2010. Kepala Badan Geologi Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono menjelaskan, jenis magma Raung encer dan hanya keluar sedikit tanpa meledak.

Karena itu, hasil letusan yang terkumpul terus tersebut membuat Raung terus meninggi seakan tumbuh seperti pohon.

Sementara, sambung Surono, Merapi merupakan gunung dengan tipe letusan yang dahsyat. Sehingga tidak pernah terlihat pucuk dari gunung ini karena sering meletus.

Abu yang Kehitam-hitaman

Pria yang karib disapa Mbah Rono itu bercerita, Raung pernah meletus besar beberapa juta tahun lalu. Diameter lingkaran kawahnya mencapai 2,2 km dengan kedalaman 500 meter.

Namun, tutur dia, letusan Raung termasuk kategori strombolian, yaitu seperti kembang api atau pijar dengan mengeluarkan abu vulkanik. Abu Raung pun berbeda dengan Gunung Merapi atau Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur.

Abu Gunung Merapi sedikit lebih terang dibanding Raung yang berwarna kehitam-hitaman.

"Biarlah dia meraung-raung seperti itu. Radius bahaya 3 km. Jangan percaya seperti Merapi. Gunung Raung itu sudah meletus sejak akhir Juni 2015 lalu," kata Surono di Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta pada Sabtu 25 Juli 2015.

"Jadi Raung sudah dan sedang meletus makanya asapnya terus-menerus ya segitu-gitunya. Abu ada ya, nggak sekaligus mak bleg," imbuh dia.

Karena itu Mbah Rono mengimbau masyarakat tidak khawatir dengan aktivitas Raung. Gunung ini, tidak akan meletus dahsyat seperti Merapi.

Dia menjelaskan, Merapi memiliki magma yang kental dan kaya kandungan gas. Sehingga energi yang terlepas saat meletus akan terdengar seperti ledakan. Sementara Raung yang bermagma encer tidak akan seperti itu.

"Gunung Raung letusannya bakal seperti Merapi ya nggak lah. Magmanya berbeda, Merapi lebih kental. Perlu tenaga yang besar dari bawah sampai permukaan untuk mendorong magma kental ini," jelas dia.

"Magma ini banyak masukan gas dan begitu ke atas semakin dingin lepasin gasnya terkumpul maka lama-lama tekanannya tinggi maka begitu meletus terjadi ledakan. Magma Raung encer, mudah dia tertekan sedikit naik ke atas, tidak meledak," imbuh dia.

Namun Surono tetap mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati, khususnya di Kawasan Rawan Bencana (KRB) yang berada di bantaran sungai. Mereka diminta untuk mewaspadai lahar hujan. (Ndy/Mvi)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya