Liputan6.com, Jambi - Musim kemarau tak cuma mengancam kebakaran lahan dan hutan di Jambi. Sejumlah lahan pertanian terancam gagal panen akibat kekeringan.
Tak terkecuali 20 hektare ladang jagung milik orang rimba Jambi atau biasa di sebut Suku Anak Dalam (SAD) yang mendiami kawasan Muara Kilis, Kecamatan Tengah Ilir, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi.
"Awalnya jagung yang kami tanam tumbuh subur, namun karena kemarau kini banyak yang menguning, bahkan sudah ada yang mati," ujar pimpinan SAD Muara Kilis, Temenggung Tupang Besak, kepada Liputan6.com di Jambi, Senin 10 Agustus 2015.
Advertisement
Menurut sang Tumenggung, jika dalam beberapa pekan ke depan tak kunjung hujan, bisa dipastikan ladang jagung milik warga SAD bakal mati dan gagal panen.
Hal itu diakui petugas pendamping SAD Muara Kilis, Oktaviandi Mukhlis. Dia mengatakan, selain karena kemarau panjang, penyebab kematian tanaman jagung milik warga SAD juga disebabkan tidak adanya sumber air di sekitar kebun.
"Ladang jagung di sini benar-benar mengandalkan musim, karena tidak ada sumber air," kata Mukhlis.
Dia memperkirakan, akibat kondisi ini, warga SAD di Muara Kilis mengalami kerugian sekitar Rp 15 juta. Meski tidak besar, dikhawatirkan kondisi tersebut berdampak pada psikologis warga Suku Anak Dalam.
"Kerugian diperkirakan sekitar Rp 15 juta. Memang tidak banyak, tapi yang dikhawatirkan kegagalan ini berdampak pada psikologis warga SAD. Karena mereka tengah semangat-semangatnya bercocok tanam," pungkas Mukhlis. (Ndy/Bob)