Cegah Bentrok Ormas karena Lahan Parkir, Ahok Kebut Parkir Meter

Ahok sudah memprediksi akan ada benturan dalam menata parkir di Jakarta.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 10 Agu 2015, 10:38 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2015, 10:38 WIB
Parkir Meter di Boulevard Raya Kelapa Gading Mulai Beroperasi
Sejumlah kendaraan melintas di depan mesin parkir meter di Jalan Boulevard Raya, Kelapa Gading, Jakarta, Rabu (25/3/2015). Pembayaran parkir elektronik tersebut bertujuan untuk mempermudah masyarakat dalam melakukan transaksi. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Lahan parkir menjadi incaran para preman karena keuntungannya yang  menggiurkan. Tak ayal, sering terjadi perebutan lahan parkir yang berujung bentrok, seperti di Pasar Gembrong beberapa waktu lalu.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sudah memprediksi akan ada benturan dalam menata parkir di Jakarta. Oleh karena itu, dia berkali-kali menegaskan soal penataan parkir di hadapan Komiter Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) tempat para ormas terhimpun.

"Itu saya sudah ngasih peringatan waktu kemarin KNPI. Kita pasti akan benturan," tegas Ahok di Balaikota Jakarta, Senin (10/8/2015).

Peran serta TNI-Polri dalam menuntaskan kasus ini juga sangat dibutuhkan. Sebab, bukan tidak mungkin para ormas berlindung di balik oknum petugas tak bertanggung jawab.

"Pasti benturan. Rezeki orang diambil kan, lapak orang diambil. Kan kita tawarkan 2 kali UMP, buat yang di lapangan, yang di lapangan seneng. Yang enggak seneng kan bos-bosnya ini, yang enggak dapat setoran pasti enggak seneng," tutur Ahok.

Untuk itu, pemasangan parkir meter di seluruh ruas jalan di Jakarta harus segera terlaksana. Ketika parkir meter terpasang, masyarakat memiliki perhitungan pasti soal tarif parkir. Juru parkir juga tidak boleh lagi mengambil uang dari warga terlebih sudah dibayar 2 kali UMP.

"Makanya, kita mau lelang 400 Terminal Parkir Elektronik. (Kasus bentrok) nanti polisi lah, kita udah minta polisi atasi," tutup Ahok. (Bob/Mut)

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya