Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama atau Ahok masih direpotkan dengan masalah penyerapan anggaran. Dia membantah, lambatnya APBD-P DKI 2015 disahkan lantaran penyerapan masih rendah.
Menurut Ahok, APBD-P DKI 2015 merupakan solusi untuk penyerapan anggaran tersebut. Sebab, dalam APBD 2015 sekarang masih ada yang melakukan mark-up atau penggelembungan.
"APBD 2015 masih penuh isian satuan yang mark-up. Tapi minimal ada 1 kemajuan dibandingkan 2014. 2015 Itu masuk e-budgeting. Hanya satuannya masih di mark up. APBD-P itu perbaikan," ujar Ahok di Balaikota Jakarta, Jumat (9/10/2015).
Selain solusi untuk penyerapan, Ahok menegaskan, dengan APBD-P 2015, mark up bisa dihentikan. "Olah raga mark up, sekolah juga mark up. Rehap sekolah, mark up beli barang. Nah kita potong. Potongnya gimana? Kita mau pindahin di APBD-P untuk penyerapan," jelas dia.
Ahok tidak setuju DKI Jakarta dinilai sebagai satu-satunya daerah yang serapan anggarannya paling kecil. "Daerah yang lain juga enggak bisa nyerap anggaran, apalagi daerah saya, daerah kita," tutur dia.
Di tempat berbeda, Ketua Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPTSP) Edy Junaedy Harapap mengatakan, DKI masih menjadi tempat inventasi yang baik. Sejak awal Januari hingga sekarang, sudah Rp 43 triliun masuk di Ibukota.
"Angka investasi DKI Jakarta cukup baik, hingga sekarang sudah masuk Rp 43 triliun. Kepercayaan Jakarta masih cukup baik. Jakarta bisa menjadi triger pertumbuhan ekonomi nasional," tegas Edy.
Bukan hanya itu, Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) DKI Jakarta Heru Budi Hartono juga menegaskan, jika APBD-P 2015 diketok saat 15 Oktober, maka serapan anggaran bisa mencapai 60-70%.
"Yang lelang itu sudah siap. Kalau APBD-P disahkan pas 15 Oktober, serapan anggaran bisa diprediksi 60-70%. Tapi kalau pas 20 Oktober, 50% saja sudah syukur," ujar dia.
Menurut Heru, itu angka yang realistis. Sebab, DKI hanya tersisa 2 bulan tutup buku. "15 Desember itu sudah tidak ada termin pengajuan, karena tutup buku. Jadi tinggal 2 bulan ini waktunya," pungkas Heru. (Rmn/Ali)
Ahok: APBD 2015 Masih Penuh "Mark Up"
Ahok tidak setuju DKI Jakarta dinilai sebagai satu-satunya daerah yang serapan anggarannya paling kecil.
diperbarui 09 Okt 2015, 21:51 WIBDiterbitkan 09 Okt 2015, 21:51 WIB
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama saat memberikan keterangan pers kepada media (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Hadapi Kenaikan UMP Plus PPN 12%, Pengusaha Rayu Sri Mulyani
Bank Mandiri Bersama 3 BUMN Salurkan Bantuan Kuliah Bagi 377 Putra Putri TNI/Polri di Jakarta
Resep Minuman Alami Penurun Kolesterol, Mudah Dibuat di Rumah
VIDEO: Miris! Bocah SD Korban Bullying Meninggal Dunia Setelah Koma Sepekan
Arti Mimpi Punya Anak Kembar Laki-Laki, Tanda Keberuntungan atau Peringatan?
41 Tips Pindahan Rumah Praktis dan Efisien, Anti Ribet dan Anti Stres
Jill Biden Sambut Kedatangan Pohon Natal White House, Pohon yang Selamat dari Badai Helene
Pilkada Serentak 2024, Pasokan Listrik Dijamin Aman
KBBI Kata Baku dan Tidak Baku, Panduan Lengkap Penggunaan Bahasa Indonesia yang Tepat
Penampakan TPS Tempat Jokowi Nyoblos di Kelurahan Sumber Solo
Linkin Park Kembali ke Indonesia Setelah 13 Tahun dan Gelar Konser di Stadion Madya GBK, Kapan Tiketnya Dijual?
Ingat, Bank BCA Tutup saat Pilkada Serentak 2024