Top 3: Kisah Pilu Keluarga Korban Tabrakan Maut KRL-Metromini

Cerita pilu keluarga korban tewas maupun cedera tabrakan maut KRL dan Metromini di Angke, Jakarta Barat, menjadi berita paling hits.

oleh TaufiqurrohmanYandhi DeslatamaFX. Richo PramonoAudrey SantosoEko Dimas Ryandi diperbarui 08 Des 2015, 07:03 WIB
Diterbitkan 08 Des 2015, 07:03 WIB
20151206- Tabrakan Kereta dengan Metromini-Jakarta-Gempur M Surya
Warga berkerumun untuk melihat proses evakuasi tabrakan maut antara Metromini dengan kereta di perlintasan Angke, Tambora, Jakbar, Minggu (12/6/2015). Saksi menyebut Metromini nekat menerobos palang pintu perlintasan. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta - Tragedi berdarah di perlintasan kereta kawasan Angke, Tambora, Jakarta Barat pada Minggu pagi 6 Desember 2015, masih menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban. Terutama bagi keluarga belasan korban tewas tabrakan maut antara Kereta Rel Listrik (KRL) atau Commuter Line rute Jatinegara-Bogor dan Metromini B 80.

Bagaimana tidak? Kecelakaan itu merenggut nyawa 18 orang dan membuat 6 orang mengalami luka-luka, sehingga dirawat di sejumlah rumah sakit di Jakarta.

Selain kisah pilu keluarga korban tabrakan maut KRL-Metromini, Ketua DPR Setya Novanto mengaku kelelahan menjelang sidang dugaan pelanggaran etik terkait kasus 'Papa Minta Saham' yang digelar Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD), turut menyita perhatian banyak pembaca di Liputan6.com terutama kanal News sepanjang Senin 7 Desember 2015.

Berikut ulasan berita-berita terpopuler yang terangkum dalam Top 3 News.

1. Cerita Sendu Keluarga Korban Tabrakan KRL-Metro Mini di Angke

Keluarga salah satu korban tabrakan antara KRL dan metro mini di perlintasan Angke, Jakarta Barat. (Liputan6.com/Yandhi Deslatama)

Suasana tangis histeris mewarnai kediaman Uus Usnawati, salah satu korban tragedi tabrakan antara KRL dan Metromini di perlintasan Angke, Jakarta Barat, Minggu pagi, 6 Desember 2015. Uus merupakan warga asli Kampung Jengkol, Kelurahan Teritih, Kecamatan Walantaka, Kota Serang, Banten, yang berada di RS Sumber Waras, Jakarta Barat.

"Tadi dapat kabar dari keluarga di sana (Jakarta). Kondisinya memang kritis, luka di kepala. Ibunya saat ini masih syok, masih belum bisa diajak bicara," ucap salah satu kakak korban, Nasehudin, saat ditemui di kediaman Uus, Minggu (6 Desember 2015) malam.

Sementara itu sang ibunda, Maryati, tampak tak kuasa menahan haru. Ia menangis histeris mengetahui anak kedua dari 4 bersaudara itu menjadi korban. Maryati sangat khawatir kondisi anak gadisnya itu lantaran Uus dikabarkan tak sadarkan diri.

Selengkapnya baca di sini...

2. Minggu Pagi Berdarah di Perlintasan Kereta

Tabrakan terjadi antara Metromini trayek Kota menuju Kalideres dengan kereta Commuter Line rute di perlintasan Angke, Tambora, Jakarta, Minggu (6/12/2015).13 orang penumpang bus dilaporkan tewas dan 7 orang selamat.(Liputan6.com/Gempur M Surya)

Situasi pintu perlintasan di dekat kawasan Jembatan 5, Angke Tambora, Jakarta Barat, Minggu pagi 6 Desember 2015, tampak lebih sepi dari hari biasanya. Tak ada kemacetan panjang. Cenderung lengang, sebagaimana kondisi lalu lintas Jakarta di Minggu pagi.

Namun, situasi itu mendadak berubah ketika Commuter Line atau Kereta Rel Listrik (KRL) tujuan Jatinegara-Bogor melintasi perlintasan itu pada pukul 08.48 WIB.

Tidak hanya melintas seperti biasanya, kali ini KRL itu melintas dengan menyeret Metro Mini B80 yang melayani trayek jurusan Terminal Kalideres-Terminal Grogol.

Selengkapnya baca di sini...

3. Setya Novanto Kelelahan, Sidang MKD Diundur

Kasus dugaan pencatutan nama Presiden ini hanya satu dari sekian kasus yang pernah menghinggapi Setya.

Sidang kasus dugaan pelanggaran kode etik Ketua DPR Setya Novanto sedianya digelar Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) pukul 09.00 WIB, Senin (7 Desember 2015). Namun, Setya Novanto meminta sidang diundur menjadi pukul 13.00 WIB.

"Ada permintaan surat dari Pak Novanto ditunda sampai pukul 13.00 WIB karena kelelahan, karena tadi surat masuk sebelum pukul 09.00 WIB atau sebelum sidang MKD. Maka sekretariat otomatis jadwalkan diundur pukul 13.00 WIB dan sudah di-share sidang ditunda," kata Wakil Ketua MKD Sufmi Dasco Ahmad di Jakarta.

Namun, apakah sidang etik yang menghadirkan Setya Novanto nantinya berjalan terbuka atau tertutup, Sufmi belum bisa memastikan. Hal tersebut tergantung Setya Novanto apakah bersedia sidang terbuka atau tidak dengan kesepakatan semua anggota MKD.

Selengkapnya baca di sini...

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya