1.302 Anak di Sampang Putus Sekolah

Sebagian besar anak putus sekolah bukan karena biaya pendidikan yang mahal.

oleh Liputan6 diperbarui 10 Des 2015, 09:27 WIB
Diterbitkan 10 Des 2015, 09:27 WIB
20150727-Hari-Pertama-Masuk-Sekolah-Jakarta4
Sejumlah siswa berbaris sebelum mengikuti upacara di SD Pasar Baru 05, Jakarta, Senin (27/7/2015). Usai libur panjang Idul Fitri para siswa kembali beraktivitas mengikuti pelajaran di sekolah untuk tahun ajaran 2015-2016. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Sampang - Berdasarkan data Dinas Pendidikan Sampang, hingga 2015 tercatat 1.302 anak di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur putus sekolah. 

"Jumlah angka putus sekolah ini dari berbagai tingkatan pendidikan, mulai dari tingkat SD hingga SMA dan yang sederajat," kata Kabid Kurikulum Dinas Pendidikan Sampang Arief Budiansor di Sampang, Kamis (10/12/2015) seperti dilansir Antara.

Menurut dia, mayoritas anak putus sekolah berasal dari tingkat sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah. Tercatat sebanyak 657 siswa putus sekolah pada tingkat itu.

Sementara pada tingkat SMP/MTs ada 500 siswa yang tidak dapat melanjutkan sekolah. Sisanya, ada di tingkat SMA/SMK dan MA sebanyak 145 siswa.

Dia menjelaskan, sebagian besar anak putus sekolah bukan karena biaya pendidikan yang mahal.

Ada faktor lain yang lebih menonjol di kabupaten ini, seperti menikah di usia dini.

Ada pula yang memilih untuk merantau. Mereka mengikuti orangtuanya di luar Madura, seperti Kalimantan, Jakarta atau ke Surabaya. Bahkan ada yang ikut orangtuanya bekerja di luar negeri sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

Umumnya siswa yang putus sekolah itu berasal dari wilayah pedesaan dan lembaga pendidikan yang ada di bawah naungan yayasan atau pesantren.

"Kalau di wilayah kota, hampir tidak ada anak putus sekolah. Kalaupun ada, karena faktor ekonomi. Tapi itu dulu. Sekarang kan sudah ada dana bantuan operasional sekolah," ujar Budiansor.

Untuk menekan banyaknya pelajar yang putus sekolah, Disdik Sampang berupaya mendirikan sekolah unit baru di masing-masing kecamatan. Pemkab juga mengaktifkan program pendidikan kejar paket.

Selain itu, Disdik terus memberikan pemahaman kepada para orangtua siswa akan pentingnya menuntaskan pendidikan. Ini merupakan bekal hidup setelah bermasyarakat.

Berdasarkan data BPS pada 2013, rata-rata nasional angka putus sekolah usia 7-12 tahun mencapai 0,67 persen atau 182.773 anak; usia 13-15 tahun sebanyak 2,21 persen atau 209.976 anak; dan usia 16-18 tahun mencapai 3,14 persen atau 223.676 anak.

Provinsi Jawa Timur tercatat sebagai provinsi dengan anak putus sekolah terbanyak, yakni mencapai 35.546 anak. Sedangkan kabupaten/kota terbanyak anak putus sekolah ialah di Kabupaten Sampang.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya