Ridwan Sururi, Penggagas Perpustakaan Keliling dengan Kuda

Luna berkeliling desa membawakan buku gratis untuk dipinjam anak-anak dan penduduk setempat

oleh Aris Andrianto diperbarui 15 Des 2015, 19:10 WIB
Diterbitkan 15 Des 2015, 19:10 WIB
Aris Andrianto/Liputan6.com
Ridwan Sururi, penggagas perpustakaan keliling menggunakan kuda (Aris Andrianto/Liputan6.com)

Liputan6.com, Purbalingga - Hujan yang kerap turun setiap sore di lereng selatan Gunung Slamet tak membuat Ridwan Sururi, warga Desa Serang Kecamatan Karangreja Purbalingga, surut langkah. Dengan kuda kesayangannya, Luna, ia tetap berkeliling desa meminjamkan buku secara gratis.

Luna, 6 tahun, kuda asli Sumbawa yang berperawakan kecil tampak manut diajak keliling desa oleh tuannya. Di punggungnya, ada 2 kotak berisi penuh buku, Senin sore kemarin.

Luna berkeliling desa membawakan buku gratis  untuk dipinjam anak-anak dan penduduk setempat.

Adalah Ridwan Sururi, 41 tahun, warga setempat yang sejak awal tahun menjadikan Luna sebagai Kuda Pustaka Gunung Slamet. Perpustakaan keliling menggunakan kuda tersebut agaknya menjadi oase tersendiri bagi warga desa setempat.

“Saya senang kalau banyak yang pinjam buku,” ujar Ridwan, Senin sore, 14 Desember 2015.

Kegiatan sebagai petugas perpustakaan keliling itu dia lakukan agar anak-anak desa gemar membaca dan memiliki pengetahuan luas. Dalam seminggu, Ridwan dan Luna sedikitnya mengunjungi sebuah Sekolah Dasar dan 2 Tempat Pengajian Quran (TPQ).

Di 3 tempat itu, mereka selalu disambut oleh anak-anak dengan gembira. Sesekali berebut buku bacaan yang disenangi.


Perpustakaan kuda keliling di Purbalingga (Aris Andrianto/Liputan6.com)

 

Sebelum berangkat keliling desa, Luna dimandikan terlebih dahulu oleh Ridwan. Setelah dandan cantik, ia siap untuk berkeliling.

Untuk tempat buku, Ridwan membuat rak buku kecil yang bisa dipanggul Luna. Sayangnya kalau hujan, mereka berdua harus kehujanan dan bukunya hanya ditutupi plastik.

Ridwan biasanya dibantu oleh anaknya, Indriani Fatmawati, 10 tahun. Ia bertugas mencatat buku apa saja yang dipinjam oleh anak-anak. Ia mencatatnya di buku tulis.

Meski tak mendapat bayaran, Ridwan dengan ikhlas melakukan kegiatannya itu. Baginya, anak-anak bisa mendapat bahan bacaan yang berkualitas sudah menyenangkan hatinya.

Masih menurut Ridwan, nama Luna diambilkan dari artis Luna Maya. Nama itu spontan diberikan olehnya saat ditanya anak-anak, siapa nama kuda itu. “Kebetulan waktu itu lagi ramai kasus Luna dan Ariel,” kata Ridwan lantas tersenyum.


Ridwan berkisah, awal Kuda Pustaka Gunung Slamet berdiri dari sebuah hobi merawat kuda. Kemudian setelah berdiskusi dengan teman di Jakarta ia menyarankan untuk mendirikan perpustakaan keliling tapi dengan kuda.

Pria yang bekerja sebagai perawat kuda dan meyewakan kudanya Sabtu dan Minggu di Lembah Asri Wisata Desa Serang itu juga menambahkan, alasannya setuju membuat perpustakaan keliling dengan kuda karena merasa prihatin. Sebab anak-anak saat ini lebih menyukai handphone, TV dan lainnya. Sementara minat baca kurang.

 Dengan menggunakan kuda yang membawa buku terbukti bisa membuat anak tertarik pada buku. “Meski pun awalnya senang karena ada kuda, tapi lama-kelamaan mereka mulai membuka buku yang dibawa Luna dan membacanya, akhirnya meminjamnya,” ujar dia.


Perpustakaan kuda keliling di Purbalingga (Aris Andrianto/Liputan6.com)

Sampai saat ini, ada ribuan buku yang selalu dia bawa bersama Luna. Buku-buku tersebut merupakan kiriman dari temannya di Jakarta.

“Sebagian buku saat ini sedang dipinjam oleh anak-anak, jadi yang dibawa tidak banyak,” kata Ridwan.

Tawaran buku dari perpustakaan desa agar bisa dipinjamkan juga sudah beberapa kali ditawarkan kepadanya. Namun karena terbatasnya tempat sehingga ia tidak bisa membawa semua buku. Hanya buku yang disukai oleh anak-anak saja yang selalu ia bawa.

Ridwan juga menceritakan, tidak setiap hari ia bisa berkeliling ke SD atau tempat anak-anak berkumpul.

“Hanya Selasa, Rabu, dan Kamis saja biasanya saat pagi ke SD sedangkan siang hingga sore biasanya ke TPQ atau tempat anak kecil ngumpul,” ujar dia.

Sedangkan saat Sabtu-Minggu biasanya ia berada di Lembah Asri Wisata Desa Serang untuk mencari rezeki dari wisatawan yang berkunjung. Sehingga selain bisa mencari rezeki ia juga bisa berguna bagi masyarakat. Ke depannya ia ingin meluaskan Kuda Pustaka Gunung

Slamet bukan hanya di Desa Serang saja. Sehingga banyak anak-anak yang bisa lebih gemar membaca. “Meskipun tidak dibayar, tapi saya ingin lebih banyak anak yang bisa bertambah pintar dengan membaca buku,” kata dia.

Lili suryani, siswa SD pelanggan Kuda Pustaka mengatakan, ia sering meminjam buku-buku tokoh besar dunia. “Saya suka buku yang menginspirasi,” kata Lili yang bercita-cita sebagai Polwan itu.

Menurut dia, Kuda Pustaka sangat membantu kegemarannya membaca. Selama ini, ia kesulitan untuk mencari bahan bacaan bermutu untuk menambah wawasan.

Berbeda dengan Agus, ia lebih suka buku cerita bergambar. “Belum bisa membaca, tapi bisa lihat gambarnya,” ujar Agus.

Kepala Desa Serang, Sugito mengatakan, kegiatan Kuda Pustaka diharapkan mampu meningkatkan minat baca anak-anak di desanya. “Daripada nonton sinetron, lebih baik membaca buku,” ujar Sugito.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya