Liputan6.com, Bengkulu - Seekor beruang madu masuk perkampungan Desa Tanjung Kuaw Kecamatan Lubuk Sandi Kabupaten Seluma, Bengkulu. Beruang tersebut menyerang warga hingga mengalami luka serius.
Beruang berwarna hitam berkalung kuning itu masuk perkampungan yang berbatasan dengan Taman Buru Semidang Bukit Kabu. Ketika melintas di kebun karet, salah seorang warga bernama Ketut Rasni yang sedang menyadap karet melihat sosok tinggi besar. Dia terkejut dan langsung berteriak.
Sontak saja Ketut yang ketakutan berupaya melarikan diri. Beruang yang melihat pergerakan itu langsung mengejar. Nahas bagi Ketut, baru berlari 500 meter, kakinya tersandung akar pohon karet dan tersungkur. Beruang tersebut pun melayangkan cakarnya ke tubuh Ketut dan menggigit bagian bahu.
Ketut lalu pura-pura pingsan, karena tidak ada pergerakan, beruang langsung lari kembali ke hutan. Dalam kondisi luka, Ketut berlari ke rumahnya dan dibawa ke puskesmas Desa Tumbuan.
Baca Juga
Made Sudharma, kakak Ketut mengatakan, adiknya mengalami luka serius akibat cakaran beruang di bagian pinggul dan mendapat 14 jahitan. Beberapa bagian pada bahu sebelah kanan juga terdapat luka robek akibat gigitan beruang.
"Sekarang warga sedang berjaga di perbatasan desa dan menyiapkan senjata tajam, takut jika beruang datang dan menyerang kembali," ujar Made saat dihubungi lewat telepon, Rabu (6/1/2016).
Kepala regu Polisi Kehutanan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Bengkulu Jefri Afrianto mengatakan, pihaknya sudah bergerak ke lokasi dan membawa kerangkeng untuk menangkap beruang yang meresahkan warga itu.
"Kita berupaya menghalau beruang tersebut masuk kembali ke kawasan Taman Buru Semidang Bukit Kabu, jika ada perlawanan terpaksa kami tangkap dengan jerat kerangkeng," ujar Jefri.
Tetapi pihaknya kesulitan untuk menangkap beruang, karena kerangkeng milik BKSDA hanya berukuran tinggi 1,2 meter yang disiapkan untuk menjerat harimau. Beruang yang dalam keadaan panik biasanya akan berjalan tegak. Ini yang menjadi kesulitan, tetapi dengan umpan buah nangka harum, diyakini akan menarik bagi beruang yang sedang lapar.
"Kita berupaya agar beruang bisa masuk kerangkeng, meskipun sulit kami tetap jalankan sesuai prosedur," pungkas Jefri.