Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Bangbang Surono mencanangkan peningkatan kerja sama deradikalisasi antara BNPT dengan Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi).
Dia mengatakan, program optimalisasi pemanfaatan lahan rawa yang digarap di 10 provinsi ini ditujukan untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan eks narapidana terorisme atau mitra deradikalisasi. Hal ini dilakukan karena terdapat banyak faktor yang memicu seseorang terlibat dalam terorisme, salah satunya faktor kemiskinan.
Baca Juga
"Faktor pemicu terorisme tidak tunggal tapi multi faktor, salah satunya kemiskinan, oleh karena itu kita tingkatkan kesejahteraan dan produktivitas mereka (mitra deradikalisasi) melalui program pertanian," ujar Bangbang yang disampaikan melalui keterangan tertulis, Selasa (5/12/2023).
Advertisement
Dia menjelaskan, selain program Serasi di 10 provinsi, kerja sama BNPT dan Kementan juga akan direalisasikan melalui peningkatan efektivitas Kawasan Terpadu Nusantara (KTN) di 5 provinsi lokasi fokus tim Sinergisitas.
Kemudian, Kepala Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Kementan Sudi Mardianto mengatakan, Kementan akan memberikan dukungan sesuai potensi masing-masing KTN.
Dukungan tersebut dapat berupa bibit, alat pertanian dan pendampingan bagi mitra deradikalisasi untuk mengusahakan lahan pertanian.
"Di wilayah situ (5 provinsi lokasi fokus tim Sinegisitas) bisa kita kembangkan ekonominya dengan memberikan dukungan sesuai dengan potensi KTN-nya," ucap Sudi Mardianto.
Dalam mewujudkan kerja sama tersebut, BNPT dan Kementan akan melakukan pendataan serta koordinasi lebih lanjut dengan pihak-pihak terkait mengenai jumlah mitra deradikalisasi yang menjadi penerima manfaat dan kebutuhan lain untuk mendukung deradikalisasi melalui kolaborasi program pertanian.
BNPT Ingatkan Generasi Muda Waspada Tak Terpapar Paham Radikalisme dan Terorisme di Media Sosial
Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) Komjen Pol Rycko Amelza Dahniel mengingatkan generasi muda untuk waspada terhadap penyebaran paham kebencian dan kekerasan di dunia maya, khususnya pada platform media sosial.
Terlebih, kata dia, generasi muda adalah sasaran utama kelompok radikal agar terpapar paham radikalisme dan terorisme.
"Hati hati di online. Kenapa yang menjadi sasaran utama empuknya anak-anak kaum remaja dan perempuan, mereka adalah generasi penerus bangsa," ujar Rycko Amelza Dahniel pada saat memberikan kepada santri di Pesantren Terpadu Qoshrul Muhajirin dan para mahasiswa Universitas Siliwangi, Tasikmalaya, Jawa Barat yang disampaikan melalui keterangan tertulis, Jumat 17 November 2023.
Dia kemudian menjelasakan kewasapadaan terhadap narasi permusuhan dan perpecahan di dunia maya berkaitan erat dengan pentingnya generasi muda untuk menjaga persatuan dan kesatuan demi masa depan Indonesia yang aman dan damai.
"Indonesia dibangun dari berbagai perbedaan suku, agama, ras, budaya dan juga bahasa. Hal ini harus disadari oleh seluruh generasi muda dimana menerima perbedaan menjadi hal penting dalam praktik bermasyarakat, berbangsa dan bernegara," kata Rycko.
Dirinya pun menilai, satu-satunya titik terlemah Indonesia adalah dengan membuat generasi muda terpecah belah. Oleh karena itu, ia berpesan agar para generasi muda terus memelihara persatuan dan kesatuan.
"Jaga persatuan dan kesatuan, jaga negeri ini dengan menjaga diri kita masing masing. Jangan mau dipecah belah," pesan Rycko.
Advertisement
Beri Contoh Kuatnya Persatuan dan Kesatuan
Rycko pun memberikan contoh kuatnya persatuan dan kesatuan melalui salah satu bukti sejarah yang terjadi pada tahun 1928, di mana, seluruh pemuda duduk bersama membangun persatuan dan kesatuan hingga tercetusnya Sumpah Pemuda yang memberikan dampak besar bagi perjuangan para pahlawan bangsa dalam melawan penjajah.
"Karena pada waktu kita sendiri sendiri, kita tidak bisa melawan pejajah. Para pemuda membangun Persatuan dan Kesatuan melalui Sumpah Pemuda, dengan berbagai perbedaan kita satukan, negara ini menjadi kuat, Indonesia ada karena ada Persatuan dan Kesatuan," kata dia.
Pada sisi lain, Rycko pun mengingatkan generasi muda untuk waspada jika ada sekelompok oknum yang menggunakan ujaran kebencian dan mengarah kepada kekerasan dengan mengatasnamakan agama.
"Tidak satupun di dunia ini yang mengajarkan tentang kekerasan. Semua agama mengajarkan tentang kebaikan, cinta kasih, rahmatan lil alamin, perdamaian dan kemanusiaan," jelas Rycko.