Modus Komplotan Pencuri Tembaga Kabel di Gorong-gorong Istana

Polda Metro Jaya mengungkap kasus pencurian tembaga dan timah kabel gorong-gorong dekat Istana Merdeka.

oleh Audrey Santoso diperbarui 11 Mar 2016, 19:01 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2016, 19:01 WIB
20160305- Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP di Gorong-gorong-Jakarta-Johan Tallo
Aparat Kepolisian Polda Metro Jaya melakukan olah TKP di gorong-gorong Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Sabtu (5/3/2016). Di gorong-gorong tersebut petugas menemukan sisa kulit kabel yang diduga menjadi penyebab banjir. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Polda Metro Jaya mengungkap kasus pencurian tembaga dan timah kabel gorong-gorong dekat Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (11/3/2016). Pengungkapan kasus itu berawal dari kemurkaan Gubernur DKI Jakarta Ahok yang menemukan banyaknya kulit kabel di gorong-gorong sehingga menyumbat aliran air.

Dugaan Ahok, keberadaan limbah kabel tersebut sarat unsur sabotase untuk membuat kawasan Istana Merdeka banjir. Namun, setelah 2 pekan menelusuri keberadaan limbah kabel tersebut, polisi meyakini tak ada unsur sabotase.

Polisi menemukan ada yang membiarkan sampah kabel tersebut menumpuk hingga akhirnya menyumbat saluran air. Setelah ditelusuri mengapa hanya tertinggal kulit kabel saja, polisi akhirnya menemukan jawaban bahwa isi kabel yang berupa tembaga dan timah menjadi target pencurian para pemulung.

Bagi Tugas

Bagi Tugas
Petugas kebersihan menarik bungkusan kabel yang menyumbat saluran air di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (29/2). Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan adanya dugaan sabotase banjir akibat limbah kulit kabel tersebut (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Berdasarkan pengakuan 6 pemulung yang ditangkap dan ditahan di Rutan Direktorat Reserse Kriminal (Ditreskrim) Polda Metro Jaya, mereka membagi tugas setiap kali melakukan pencurian tembaga dan timah kabel.

"Setiap kali beraksi, mereka melakukan bersama-sama. Jumlahnya 5 orang yang masuk ke dalam (gorong-gorong), seorang lagi menunggu di atas, menjaga gerobak," jelas Kanit III Subdit Sumber Daya Lingkungan (Sumdaling) Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya Kompol Dedy Anung di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (11/3/2016).

Ia menjelaskan, para pelaku yang sehari-hari mengais rejeki dari memulung, melubangi atau menjebol bagian bawah gerobaknya supaya tidak perlu menenteng-nenteng potongan timah dan tembaga ke permukaan jalan. Karena dikhawatirkan aksinya ketahuan petugas. Lubang di bagian bawah gerobak dijadikan jalur masuk hasil curian.

"Bagian bawah gerobaknya dilubangi atau juga dibuka setengah. Gerobaknya diparkirkan tepat di atas lubang masuknya air dan angin di trotoar. Jadi (pelaku) yang di atas naik ke dalam gerobak terus menerima operan potongan tembaga dan timah dari pelaku yang perannya di dalam gorong-gorong," terang Dedy.

Terjadwal

Terjadwal
Petugas kebersihan mengumpulkan bungkusan kabel yang menyumbat saluran air di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (29/2). Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan adanya dugaan sabotase banjir akibat limbah kulit kabel itu. (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Kasubdit Sumdaling Ditreskrimsus Polda Metro Jaya AKBP Adi Vivid menjelaskan, komplotan ini juga memiliki jadwal mencuri, biasanya malam hari untuk menghindari pengawasan petugas. Berbekal senter kepala, cangkul, linggis, dan amperemeter.

"Enggak ketahuan (mencuri), karena masuknya malam, keluarnya malam lagi. (Pelaku) Seharian (di dalam gorong-gorong), bahkan 2 hari," beber Adi

Terakhir, dia menambahkan, jalur masuk para pemulung ini melalui kolam air di Tugu Tani. Jalur tersebut mereka temukan setelah mengamati petugas jika sedang melakukan perbaikan kabel. Selanjutnya, mereka menggali di dalam saluran bawah tanah hingga menemukan jalur keluar.

"Mereka sering mengamati petugas PLN kalau lagi gali kabel, dari situ mereka bisa mempelajarinya. Untuk keluar dari galian itu dia tidak bisa mundur. Sehingga mereka menggali lagi sampai ketemu saluran air untuk keluar," kata Adi.

Pernah Tertimbun

Seorang pelaku pencurian tembaga kabel yang diringkus polisi, MRN alias N (34) diketahui pernah tertimbun tanah saat menggali jalan keluar usai beraksi. Kejadian itu menimpanya 2 tahun silam di gorong-gorong sekitar Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.

"Satu pelaku atas nama MRN aliass N (34) itu pernah tertimbun longsoran tanah saat melakukan pencurian kabel. (Kejadiannya) sudah 2 tahun lalu, 2014," tutur Adi.

Beruntung, rekan MRN yang bersamanya di bawah lekas menariknya sehingga nyawa MRN terselamatkan.

Tetapi dia selamat karena keburu ditarik oleh temannya," tutup Adi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya