Liputan6.com, Jakarta - Politikus senior Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Bachtiar Chamsyah menyatakan, penyelesaian konflik internal partainya hanya soal rasa.
Bagi Bachtiar, kisruh itu hanyalah soal "bagian kue" yang tak rata. Sehingga saling rebut dan ribut. Dia mempertanyakan orang-orang yang diangkat berbagai kubu sebagai pengurus yang tidak jelas.
"Kalau saja Pak Djan Faridz merasa memiliki PPP, tentunya istri Marzuki Alie tak diangkat sebagai pengurus. Sebab, dia (Asmawati) tak punya rasa ke PPP-an. Ia tak tahu rohnya PPP, tak merasakan partai ini di denyut nadinya," ujar Bachtiar Chamsyah di Jakarta Selatan, Minggu 27 Maret 2016.
Bachtiar menilai, Djan ceroboh kala memercikkan api keributan di partai berlambang ka'bah ini.
"Saya mengajak Pak Djan kembali ke haluan awal untuk membesarkan partai, mari kita islah. Saya tak keberatan jika ia ingin jadi ketua partai, asal ikut muktamar," jelas Bachtiar.
Baca Juga
Bersama para senior PPP lainnya, Bachtiar mengaku tengah menggalang kekuatan untuk menyatukan kembali keutuhan partai.
"Kami para senior dan mahkamah partai yang mewakili seluruh fusi PPP tahun 1973, atas nama tanggung jawab sejarah, moral dan struktural sudah mengadakan beberapa kali pertemuan untuk mencari solusinya," jelas Bachtiar.
Bachtiar meminta, bagi kubu-kubu yang berseberangan agar duduk bersama dalam muktamar. Siapa yang terpilih, itu urusan belakang. Kejelasan orang-orang yang ikut muktamar jadi hal terpenting.
"Kita berharap bulan April sudah bisa muktamar, sebab banyak agenda yang harus diikuti, ada Pemilu, ada Pilkada, jangan sampai partai ini jadi kenangan," ujar Bachtiar.