Liputan6.com, Jakarta - Bakal calon gubernur Sandiaga Uno angkat bicara soal wacana penghapusan aturan 3 in 1 di Jakarta. Dia menilai, sudah saatnya sistem ini dievaluasi.
Sandiaga mengatakan, 8 tahun penerapan 3 in 1, belum memberi dampak signifikan terutama dalam menekan angka kemacetan di Jakarta. Sehingga pemerintah butuh cara lain untuk mengendalikan kemacetan ini.
Bagi pria berkaca mata ini, seharusnya Jakarta mengubah sistem sesuai dengan teknologi yang ada. Sementara ini, baru sistem Electronic Road Pricing (ERP) yang tengah disiapkan.
Baca Juga
"Harus jelas ke depan transisi kita ke ERP. Bahwa 3 in 1 belum memberikan dampak signifikan 8 tahun dijalankan, sudah saatnya kita ikut arus teknologi," kata Sandiaga usai bertemu warga Jalan Cenderawasih, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Selasa 29 Maret 2016.
Sandiaga menambahkan, masyarakat seharusnya bisa lebih disiplin dalam menggunakan kendaraan pribadi. Bila tetap memutuskan membawa kendaraan pribadi, harus menanggung risiko bayar di jalur tertentu.
"ke depan orang harus disiplin masuk daerah tertentu. Kalau mau lewat ya bayar," pungkas dia.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berencana menghapus aturan 3 in 1. Cara ini dinilai tidak lagi efektif menekan kemacetan.
Selain itu, pengawasan juga sulit karena banyak mobil yang memasang kaca film yang sangat gelap. Belum lagi, maraknya eksploitasi anak dilakukan para joki 3 in 1 agar mendapat keuntungan lebih.