Liputan6.com, Jakarta - Wacana pembangunan perpustakaan terbesar se-Asia Tenggara di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta menuai pro kontra. Ketua MPR Zulkifli Hasan menilai ide pembangunan perpustakaan itu bagus tetapi seharusnya melihat keuangan negara terlebih dahulu.
"Ide perpustakaan bagus, tapi kondisi keuangan negara gimana. Ada sumber-sumber pendapatan baru, target pendapatan negara Rp 200 triliun dan itu masih jauh sekali," ungkap Zulkifli di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Kamis (31/3/2016).
Sehingga Zulkifli menyarankan agar pembangunan perpustakaan itu ditunda hingga keuangan negara membaik.
Baca Juga
"Nanti kalau keuangan negara sudah membaik, pendapatan sudah surplus barulah mungkin direalisasikan (pembangunan perpustakaan)," ucap dia.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional ini setuju pembangunan perpustakaan besar ini menjadi lambang intelektual suatu negara. Tetapi, tak perlu dipaksakan.
"Saya kalau pergi keluar negeri di mana-mana ada semacam perpustakaan sekalian terkait sejarah bangsa itu, konstitusi, dan parlemennya. Itu (pembangunan perpustakaan) sebuah gagasan baik tapi saat ini kan situasinya nggak tepat," terang Zulkifli.
Menurut dia, jika DPR nekat membangun perpustakaan ini justru akan memperburuk citranya sendiri.
"Kan enggak pas kalau DPR yang jadi sorotan lagi. Situasi APBN yang tidak tercapai target, maka nanti habis lagi nanti DPR dibilang enggak peka dan lain-lain," pungkas Zulkifli.