Liputan6.com, Jakarta - Rencana pembangunan perpustakaan DPR yang menelan biaya Rp 500 miliar menuai pro dan kontra dari berbagai pihak. Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyebut niat itu berbenturan dengan kebijakan Presiden Jokowi yang menetapkan adanya moratorium pembangunan gedung baru sejak akhir 2014.
Namun begitu, Ketua DPR Ade Komarudin bergeming. Dia menegaskan akan tetap memperjuangkan pembangunan perpustakaan DPR karena dinilainya benar.
"Saya sudah sampaikan dari awal. Secara pribadi saya tidak pernah takut memperjuangkan yang saya pandang benar," kata Ade Komarudin di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (29/3/2016).
Advertisement
Baca Juga
Pria yang akrab disapa Akom itu menuturkan jika pembangunan perpustakaan terbesar se-Asia Tenggara harus diperjuangkan. Usai masa reses DPR, ia akan berbicara kepada fraksi-fraksi.
"Untuk menjadi itu (perpustakaan terbesar se-Asia Tenggara) harus diperjuangkan. Saya akan berbicara ke fraks-fraksi," papar Akom.
"Semua yang benar jadi tidak benar, yang bagus jadi tidak bagus. Orang-orang selalu menilai DPR tidak benar, ini realitasnya. Yang penting saya bekerja dengan sebaik-baiknya dan tidak mau menjaga image pobhia," sambung dia.
Akom bertekad harus memperbaiki citra DPR yang selama ini kurang baik termasuk pandangan jelek masyarakat terhadap para anggota dewan.
"Ini realitas yang harus saya perbaiki. Anggota dewan harus terima, ini karya anggota dewan," ujar Akom.