Liputan6.com, Tarakan - Sudah sekitar tiga pekan anggota pasukan elite TNI dari berbagai kesatuan berlatih di Tarakan, Kalimantan Utara. Mereka sengaja dipersiapkan untuk membebaskan 14 warga Indonesia yang disandera kelompok separatis Abu Sayyaf di Filipina Selatan.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Selasa (19/4/2016), Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo bahkan sengaja memantau ke lokasi latihan pasukan elite yang berasal dari Denjaka, Denbravo, Tontaipur, Gultor, Kopaska, Kopassus hingga Brimob.
Usai memantau latihan gabungan, Jenderal Gatot mengungkapkan, pasukannya sudah siap diterjunkan untuk membebaskan WNI yang sudah tiga pekan lebih disandera. Panglima berharap pemerintah Filipina berubah pikiran dengan mengizinkan TNI ikut membantu membebaskan WNI yang disandera.
Advertisement
Baca Juga
Sebelumnya, Jenderal Gatot meninjau Posko Satgas Angkatan Udara untuk mengetahui kesiapan pasukan jika diterjunkan membebaskan para sandera. Bahkan, panglima meminta pasukan untuk bersiap. Alasannya, sesuai instruksi Presiden, aksi militer sewaktu-waktu bisa saja dilakukan.
Penyanderaan WNI oleh kelompok Abu Sayyaf berlangsung dua kali. Pertama, akhir Maret lalu dengan menyandera 10 WNI dan minta tebusan sekitar Rp 14 miliar.
Aksi kedua pada akhir pekan lalu. Kapal Tugboat Henry dan kapal tongkang Cristi dibajak di 14 mil laut dari bibir pantai Filipina, saat menuju Tarakan, Kalimantan Utara.
Empat dari sepuluh ABK WNI diculik. Enam WNI lainnya berhasil meloloskan diri, namun salah satunya kritis akibat luka tembak.