Liputan6.com, Jakarta - Wali Kota Jakarta Utara yang sudah mengundurkan diri, Rustam Effendi tidak merasa sakit hati dengan candaan atau tudingan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Terlebih soal dirinya dikatakan bermain politik atau ikut masuk dalam geng golf.
Dengan sisa masa tugas dua tahun enam bulan atau hingga Oktober 2018, dia mengaku siap ditempatkan di posisi mana pun. Yang jelas, dirinya mundur sebagai wali kota, bukan sebagai PNS.
Meski begitu, Rustam tak menampik jika dirinya juga memiliki rencana untuk pensiun dini.
"Siapa yang sakit hati? Enggak sakit hati. Lihat perkembangan karena masa kerja saya sampai Oktober 2018. Tapi ada kemungkinan saya akan pensiun dini bila memang kondisi di Pemprov masih panas dan masih terus menyudutkan saya," ujar Rustam di Jakarta Utara, Selasa 26 April 2016.
Â
Advertisement
Baca Juga
Namun Rustam tak menjelaskan keadaan panas seperti apa yang bisa mendorong dirinya ajukan pensiun dini. Dia enyerahkan penugasan dirinya kembali ke Badan Kepegawaian Daerah atau BKD selepas dirinya menjabat wali kota Jakarta Utara.
"Saya masih PNS. Tergantung kepala BKD mau taruh saya di mana. Saya merasa plong dan nyaman dengan pengunduran diri. Saya sudah pamit kepada seluruh staf PNS di Pemkot Jakut. Tapi kan bisa saja pensiun saya percepat," tambah Rustam.
Rustam mengaku masih banyak program-program yang belum tuntas saat dirinya menjabat wali kota Jakarta Utara selama satu tahun tiga bulan. Dirinya pun masih ingin memantau apa yang dikerjakan penggantinya.
"Banyak, banyak (program yang belum tuntas). Ya di bidang kebersihan, banjir, penataan wilayah-wilayah kumuh, kolong tol juga. Jakarta Utara perlu orang yang bagus dan yang lebih muda dari saya, supaya sinergi membantu gubernur membangun Jakarta Utara," ujar dia.
Bukan Karena Luar Batang
Rustam Effendi resmi mengundurkan diri dari kursi Walikota Jakarta Utara. Dia menegaskan bahwa sikap pengunduran dirinya bukan lantaran adanya tekanan dari luar. Apalagi terkait rencana penggusuran kawasan Luar Batang.
Dia mundur karena tidak mau menjadi hambatan kerja sang bos yaitu Gubernur DKI Jakarta Ahok yang menginginkan segalanya sempurna dan cepat.
"Kalau dibilang saya mengundurkan diri karena menghindari penertiban Kampung Luar Batang itu tidak benar. Saya tetap ikut dalam penertiban Kalijodo beberapa bulan yang lalu," jelas Rustam.
Dia juga menegaskan, dirinya tak mengenal Yusril Ihza Mahendra yang kini diketahui tengah mencalonkan diri untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Rustam tak mau pengunduran dirinya dikaitkan dengan isu yang menyebutkan bahwa dirinya akan maju menjadi calon wakil gubernur untuk mendampingi salah satu calon. Pernyataan tersebut sekaligus juga untuk membantah tudingan dirinya bermain politik.
"Jangan dihubungkan dengan kemungkinan saya menjadi calon wakil gubernur. Saya ini PNS jadi tidak boleh bermain politik," tegas Rustam.