Liputan6.com, Jakarta - Penemuan jasad manusia dalam kondisi tak utuh atau membusuk kerap terjadi di gugusan pantai Kepulauan Seribu. Setidaknya sejak Januari hingga April 2016, ada 4 jasad dalam kondisi mengenaskan dan tanpa identitas terdampar di Kepulauan Seribu.
"Kalau dihitung sejak Januari 2016, ada 4 penemuan mayat tanpa identitas yang dilaporkan ke kami. Hingga kini belum ada satu pun keluarga korban yang mendatangi kami," kata Kapolres Kepulauan Seribu AKBP John Weynart Hutagalung kepada Liputan6.com melalui pesan singkat, Selasa (3/5/2016).
John mengungkapkan, mayat-mayat tersebut bisa berasal dari mana saja karena laut utara Jakarta terhubung dengan berbagai pulau di Indonesia. Hal inilah yang menyebabkan polisi kesulitan mendeteksi identitas korban.
"Laut itu kan sangat luas. Dan bisa jadi korban tenggelam di perairan mana, dan terombang-ambing ombak hingga akhirnya terdampar di sini," ujar John.
Baca Juga
Identifikasi korban, lanjut John, hanya dapat dilakukan dengan mengamati ciri fisik korban, aksesoris dan pakaian yang dikenakan korban saat ditemukan. Dan sesuai Standar Operasi Prosedur (SOP) penemuan mayat, pihaknya melakukan otopsi untuk mengetahui penyebab kematian.
"Cirinya hanya barang-barang yang melekat di jenazah, misalnya baju, celana, aksesoris, lalu jenis kelamin, perkiraan umur korban. Lebih dalam, kami lakukan otopsi untuk tahu penyebab kematiannya," terang John.
Strategi lainnya untuk mengungkap identitas korban, adalah dengan menyebarluaskan berita penemuan jasad tersebut melalui media massa serta situs resmi Polres Kepulauan Seribu,
"Kami sengaja kumpulkan data mayat di situs resmi kami, mana tahu ada keluarga yang merasa anggota keluarga hilang. Kami juga beritakan melalui media," kata John.
Ciri-ciri 4 Korban
Advertisement
Berdasarkan penelusuran Liputan6.com di situs www.kepulauanseribu.com, penemuan mayat di tahun 2016, pertama kali terjadi 18 Januari lalu di perairan Pulau Opak Kecil, Kepulauan Seribu Utara.
Ciri mayat yang dipublikasikan tidak mengenakan pakaian, hanya mengenakan celana dalam cokelat merek Ormos ukuran XXL. Jenis kelaminnya tak dapat teridentifikasi karena kondisi mayat membusuk, sebagian anggota tubuh terlepas, bahkan ada yang hanya tinggal tulang belulang.
Penemuan mayat kedua pada 16 Maret lalu di Perairan Perairan Pulau Karang Lebar Kelurahan Pulau Panggang Kepulauan Seribu. Jenis kelamin mayat tersebut perempuan dengan ciri fisik tinggi 150 cm, perkiraan usia remaja 14-15 tahun, memakai anting di telinga, kaos abu gambar siput dan motif bunga-bunga serta celana pendek bunga-bunga.
Penemuan mayat ketiga terjadi 2 April 2016 di dekat Pulau Pabelokan Kepulauan Seribu Utara. Diketahui jasad tersebut pria yang usianya ditafsir 35 tahun. Memiliki tinggi 165 cm, kondisi tubuh membengkak.
Pakaian yang melekat pada tubuhnya adalah baju lengan panjang biru dongker dengan gambar kuda laut di saku kiri. Di baju pria tersebut tertulis 'Muncul Jaya Setio Ningrum Mas Hasan, Kuda Laut Kluwut'. Melekat juga kaos kaki merah dan celana dalam biru.
Dan terakhir adalah penemuan mayat pria yang awalnya diduga korban pembunuhan disertai mutilasi di sebelah barat Pulau Karang Beras Kecil, Kelurahan Pulau Tidung, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, 27 April lalu.
Kondisi mayat tersebut tanpa kepala, kedua tangan dan kedua kaki. Hanya celana pendek biru yang melekat ditubuhnya. Polisi menafsir usia pria nahas tersebut 40 tahun dan sudah mengapung selama 2 pekan di lautan.