Sang Adik Sempat Larang Fransiska Ikut Heli TNI AD yang Jatuh

Bayu rupanya sempat melarang Fransiska pergi ke Yogyakarta dengan menumpang heli nahas itu.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 09 Jul 2016, 10:04 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2016, 10:04 WIB
20160708- Helikopter Jatuh di Sleman- Boy Harjanto
Sejumlah personel TNI AU berjaga di lokasi helikopter jatuh yang sudah di tutup terpal di Dusun Kowang, Sleman (8/7). Heli jatuh setelah melakukan penerbangan dari Solo menuju Yogyakarta. (Liputan6.com/Boy Harjanto)

Liputan6.com, Yogyakarta - Bayu Sigit Pamungkas (18), adik Fransiska Nila Agustina (24) rupanya mempunyai firasat buruk sebelum kakaknya itu menumpang heli nahas milik TNI AD yang jatuh di Yogyakarta kemarin.

Fransiska adalah satu-satunya korban sipil dalam insiden Helikopter Bell 205 A-1 milik TNI AD nomor reg HA-5073  dari skadron 11 serbu Puspenerbad Pangkalan Udara Ahmad Yani rute Solo-Yogyakarta yang jatuh menimpa dua rumah warga di Dusun Kawong, Desa Tamanmartani, Kecamatan Sleman.

Bayu rupanya sempat melarang kakaknya pergi ke Yogyakarta dengan menumpang heli nahas itu.

Pelajar salah satu SMA di Solo itu bercerita, sebelum kakaknya pergi dari rumah, Fransiska sempat menyuruhnya mencarikan taksi.

"Minta dicarikan taksi untuk ke Bandara Adi Sumarmo," tutur Bayu saat ditemui di RS Hardjolukito, Jumat (8/7/2016) malam.

Ternyata, kata dia, sulit mencari taksi. Bayu pun meminta kakaknya untuk membatalkan keberangkatan. Namun, Fransiska bersikeras.

Bayu adalah orang terakhir yang berbicara dengan Fransiska sebelum dia tewas dalam kecelakaan heli.

Bayu mengaku mengetahui kecelakaan heli dari berita di televisi ditambah dengan pesan berantai yang diterimanya via BBM.

"Saya langsung cari tahu dan minta tolong antar om ke Yogya," ucap Bayu.

Bayu mengatakan tidak mau melihat jasad kakaknya. Ia memilih melihat melalui foto. Saat orangtuanya berada di dalam ruangan rumah sakit, ia memilih menunggu di halaman.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya