Liputan6.com, Jakarta Meski tidak seramai beberapa waktu lalu, batu akik tetap diminati beberapa komunitas pencinta batu. Salah satunya mereka yang hobi mengoleksi batu akik yang menjadi kebanggaan masyarakat Betawi, batu akik pandan.
Potongan batu ini sedikit berbeda dengan batu akik kebanyakan, besar dan oval. Sebagian masyarakat Betawi menyebut batu ini adalah batunya para jawara. Ada secuil cerita mengapa batu tersebut identik dengan para jawara dari Betawi.
Baca Juga
"Para jawara dulu selalu pakai batu akik pandan ini untuk tempur. Jadinya kebawa sama kita sampai sekarang. Kalau pakai juga jadi kayak jawara," kata Fandi Lesmana Pendel (33), salah satu anggota Komunitas Akik Pandan (Kompac), saat berbincang dengan Liputan6.com, Sabtu, 30 Juli 2016, di sela Festival Condet 2016.
Advertisement
Tidak hanya satu. Mereka yang mengenakan akik pandan, kata Fendel, biasanya menggunakan lebih dari satu. Bahkan, ada yang hingga lima sekaligus hingga menutupi jari-jemari mereka. Menurut Fandi, alasan ukuran akik dipotong besar adalah karena faktor kebanggaan dan percaya diri.
"Ada rasa bangga kita pakai ini, karena ini kan salah satu kebanggaan kita sebagai warga Betawi. Besarnya batu itu untuk menarik perhatian dan animo masyarakat luas terhadap akik pandan," kata Fandi.
Sekilas, akik pandan ini berbentuk perisai atau pelindung yang terdapat di dalam batu. Fungsi dari serat lindung ini bisa dijadikan sebagai pengumpul cahaya.
Hingga saat ini, sudah banyak kategorisasi jenis batu akik pandan. Penamaan jenis batu akik pandan didasarkan oleh warna batu.
Beberapa kategori di antaranya batu akik pandan kapas, batu akik pandan merah, batu akik pandan sule, batu akik pandan rudal, batu akik pandan oli, batu akik pandan babon, batu akik pandan nanas, batu akik pandan kapas, batu akik pandan sutra, batu akik pamdan lumut semu, dan batu akik pandan lumut semu.
Fandi mengatakan, ada tiga versi asal-usul penamaan akik pandan. Pertama, dilihat dari bentuk batu akik pandan yang lonjong (oval) layaknya daun pandan sesungguhnya. Kedua, dilihat dari warna batu akik pandan yang hijau kekeruhan.
"Dan yang ketiga, diadopsi dari bahasa Belanda, pendant, yang berarti liontin," kata Fandi.
Fandi punya impian, batu akik pandan ini tidak sekedar menjadi kebanggaan masyarakat Betawi sekaligus juga menjadi batu mulia yang dapat menembus kelas internasional. (Winda Prisilia)