Suhu 41 Celcius, Jemaah Haji di Arafah Diminta Tak Keluar Tenda

Dengan tidak beraktivitas di luar tenda, jemaah dapat menyimpan energi untuk dapat melakukan rangkaian ibadah berikutnya.

oleh Muhammad Ali diperbarui 11 Sep 2016, 15:05 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2016, 15:05 WIB
Wukuf
Jemaah asal Indonesia menempati tenda-tenda wukuf yang terpasang di 52 maktab. (Liputan6.com/Muhamad Ali)

Liputan6.com, Mekah - Memasuki puncak haji, para jemaah Indonesia mulai wukuf di Padang Arafah. Mereka diminta untuk tetap beraktivitas di dalam tenda mengingat suhu udara di luar mulai menyengat.

"Para jemaah diminta untuk tidak beraktivitas di luar tenda mengingat suhu udara mencapai 41 Celcius," ujar Kasubdit Pembinaan Petugas Haji Direktorat Pembinaan Haji dan Umrah, Kemenag Khoirizi di Arafah, Mekah, Minggu (11/8/2016).

Dia menambahkan, dengan tidak beraktivitas di luar tenda, jemaah dapat menyimpan energi untuk dapat melakukan rangkaian ibadah berikutnya. Apalagi proses ibadah haji masih panjang.

"Proses rangkaian ibadah haji masih memakan waktu empat hari lagi," ucap dia.

Wukuf di Arafah merupakan puncak pertama dalam rangkaian ibadah Haji. Kegiatan ini menjadi penentu sah tidaknya haji seseorang.

Untuk itu, bagi mereka yang tidak mampu menjalaninya, panitia telah melaksanakan safari wukuf. Begitupun mereka yang telah wafat juga telah dibadal-hajikan (digantikan dengan orang lain).

"Sebanyak 127 orang jemaah haji disafariwukufkan dengan rincian 90 orang dalam posisi duduk dan 37 orang dalam posisi berbaring," ucap Dirjen Kesehatan masyarakat Kemenkes Anung Sugihantono.

Dalam safari wukuf, panitia kesehatan haji menyediakan ambulan atau bus khusus untuk mengangkut jemaah sakit. Dalam mobil, mereka melaksanakan wukufnya dengan cara berbaring atau duduk.

Sedangkan jumlah jemaah haji yang dibadalhajikan mencapai 32 orang. Mereka dibadalhajikan selain telah meninggal juga karena alasan kesehatan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya