3 WNI Dibebaskan Abu Sayyaf Jadi Catatan Positif Jokowi-Duterte

Kesepakatan yang sudah terjalin antara Jokowi-Duterte juga bisa meningkatkan kualitas keamanan di kawasan rawan.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 20 Sep 2016, 14:49 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2016, 14:49 WIB
20160909- Jokowi Terima Kedatangan Duterte di Istana Negara-Jakarta- Faizal Fanani
Presiden Joko Widodo dan Presiden Rodrigo Duterte berjabat tangan di Istana Negara, Jakarta, Jumat (9/9). Duterte memilih Indonesia sebagai tujuan pertama kunjungan kenegaraannya. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta 3 WNI dibebaskan kelompok Abu Sayyaf. Menurut Sekretaris Kabinet Pramono Anung, pembebasan ini bisa terjadi karena proses negosiasi antara pemerintah Indonesia-Filipina dengan kelompok Abu Sayyaf berjalan baik.

Pramono mengatakan, hasil ini menjadi catatan positif bagi kerja sama Indonesia dengan Filipina. Dengan kerja sama yang semakin baik, diharapkan 6 WNI yang tersisa bisa segera dibebaskan.

"Ya mudah-mudahan bisa dibebaskan, semuanya. Karena proses pendekatan yang dilakukan antara Presiden Jokowi dan Duterte berjalan dengan baik. Termasuk beberapa hal yang menjadi kesepakatan bersama," kata Pramono di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (20/9/2016).

Pramono berharap kerja sama dengan Filipina dapat terjaga dengan baik. Kesepakatan yang sudah terjalin juga bisa meningkatkan kualitas keamanan di kawasan rawan.

"Dengan demikian, penyanderaan ini segera terselesaikan dan tidak terulang kembali," imbuh dia.

Politikus PDIP itu memastikan tidak ada uang tebusan yang diberikan pemerintah kepada kelompok radikal itu. Semua murni proses negosiasi yang selama ini terus dijalin.

"Ini enggak ada tebusan karena proses lobi, proses approach yang ditangani karena kesepahaman antara Jokowi dan Duterte," pungkas Pramono.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya