Liputan6.com, Subang: Festival adu ketangkasan domba merupakan tradisi yang masih digelar masyarakat Subang, Jawa Barat. Seperti yang digelar belum lama ini, diiringi musik jaipongan, sepasang domba saling mengadu kekuatan tanduknya. Sundulan yang terkuat dan bisa membuat lawan sempoyongan menjadi ukuran kemenangan bagi sang domba.
Tak hanya daya tanduk terhadap lawan, kesehatan fisik dan gerakan domba saat menyeruduk juga menjadi penilaian bagi dewan juri. Iringan musik pun tak sekadar memeriahkan suasana, tapi juga berguna untuk menyemangati pemilik domba guna mengarahkan domba aduannya. Keserasian arahan pemilik domba dan gerakan domba ikut menjadi nilai tambah bagi dewan juri.
Domba Garut yang terkenal dalam seni adu ketangkasan kini memang kembali diminati masyarakat. Ahasil harganya pun melambung tinggi hingga Rp 10 juta per ekor bagi domba yang dianggap sehat dan kuat. Semakin sering dombanya menang dalam festival maka semakin tinggi harga jual sang domba. Dampak lainnya, masyarakat Subang sejak dua tahun belakangan kembali marak beternak domba Garut karena seringnya digelar festival adu domba.(ADO)
Tak hanya daya tanduk terhadap lawan, kesehatan fisik dan gerakan domba saat menyeruduk juga menjadi penilaian bagi dewan juri. Iringan musik pun tak sekadar memeriahkan suasana, tapi juga berguna untuk menyemangati pemilik domba guna mengarahkan domba aduannya. Keserasian arahan pemilik domba dan gerakan domba ikut menjadi nilai tambah bagi dewan juri.
Domba Garut yang terkenal dalam seni adu ketangkasan kini memang kembali diminati masyarakat. Ahasil harganya pun melambung tinggi hingga Rp 10 juta per ekor bagi domba yang dianggap sehat dan kuat. Semakin sering dombanya menang dalam festival maka semakin tinggi harga jual sang domba. Dampak lainnya, masyarakat Subang sejak dua tahun belakangan kembali marak beternak domba Garut karena seringnya digelar festival adu domba.(ADO)