Apa yang Sebenarnya Terjadi Ketika Mutmainah Mutilasi Bayinya?

Mutmainah menceritakan apa yang ada di pikirannya kepada kakak kandungnya, Muhammad Wahidin.

oleh Muslim AR diperbarui 05 Okt 2016, 08:45 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2016, 08:45 WIB
 Mutmainah (28) tak merasa ia memutilasi anak kandungnya, Arjuna (1).
Mutmainah (28) tak merasa ia memutilasi anak kandungnya, Arjuna (1).

Liputan6.com, Jakarta Mutmainah (28) mengaku tak merasa memutilasi anak kandungnya, Arjuna (1). Ia tak tahu kenapa anaknya bisa meninggal dunia. Kepada keluarganya, ibu muda yang biasa disapa Iin itu mengaku kalau ia tak sedikit pun melukai anakya.

"Saya cuma motong boneka kayu warna kuning, eh.. Arjuna mati," ujar Muhammad Wahidin menirukan ucapan adik kandungnya, Iin. Ibu muda itu kini masih berada di RS Polri Kramat Jati untuk menjalani pemeriksaan kejiwaan.

Muhammad Wahidin atau biasa dipanggil Wahid menceritakan, adiknya kini telah berubah menjadi aneh. Ia sedikit pun tak sadarkan diri. Wahid mendampingi Iin sejak ia ditemukan tanpa busana di kontrakannya hingga hari ini.

"Pas di rumah sakit, saya nanyain berulang-ulang kenapa dia tega begitu (memutilasi) pada Arjuna. Dianya jawab 'tidak, kan yang saya potong cuma boneka'," jelas Wahid di Cengkareng, Rabu (5/10/2016).

Wahid menerangkan, selama dua bulan ke belakang, adiknya sering berbicara ngawur. "Dia juga pernah depresi beberapa tahun lalu, sampai dibawa berobat ke Jawa Tengah," kata Wahid.

Di lain kesempatan, Iin membuat pengakuan berbeda. Dia mengatakan alasannya memutilasi anaknya karena ada bisikan-bisikan aneh di telinganya. Bahkan, menurut Wahid, Iin mengaku dibisiki pocong untuk mengasah pisau dapurnya lalu memutilasi anaknya.

"Dia dapat bisikan dari pocong yang ada di rumah kontrakannya, katanya disuruh ngasah pisau di pantatnya ulekan. Dia nggak tahu pas gituin (memutilasi) Arjuna, sampai nggak sadar kalau dia sudah nggak pakai baju," kata Wahid.

Di kesempatan lainnya, saat ditanya polisi di RS Kramat Jati, Iin memberikan jawaban berbeda. Ia mengaku tengah menuntut ilmu hitam, sehingga potongan tubuh bayinya merupakan prasyarat yang harus ia penuhi.

"Pas direkam sama Polwan, dianya (Mutmainah) jawab, sengaja gituin (memutilasi) Arjuna karena lagi pelajarin ilmu hitam," kata Wahid.

Dalam pengakuannya di RS Kramat Jati, Mutmainah merasa tak selesai dalam ritualnya. Semua potongan tubuh belum lengkap, ia gagal memenuhi syarat ilmu hitam itu. Iin ingin memiliki kemampuan menyembuhkan. Maka dari bisikan yang ia terima, ia harus memutilasi bagian tubuh anaknya.

"Katanya ada lima syarat yang harus dilakukannya, dia harus motong kemaluan, kuping, jari kaki, jari tangan, dan lidahnya. Ilmu itu untuk nyembuhin kakaknya yang tunarungu," kata Wahid.

Namun, sebelum semua bagian itu termutilasi, Arjuna meninggal dunia. Iin tak sempat memutilasi lidah Arjuna. "Enggak lengkap, karena itu Arjuna mati dan dia gagal, kata Iin," terang Wahid.

Bagian tubuh itu kemudian diletakkan di piring sebagai sesajen. Tujuannya, agar salah satu kakak Iin yang tunarungu dapat sembuh.

"Diletakkan di piring, kata Iin itu belum lengkap, karena lidahnya enggak ada," ucap Wahid.

Iin diduga membunuh anak kandungnya yang bernama Arjuna (1) dengan cara dimutilasi. Potongan tubuh bayi tak berdosa itu kemudian diletakkan di atas sebuah piring. Usai memutilasi, Iin berdiam diri di samping jasad anaknya. Saat ini, belum ada keterangan resmi terbaru dari kepolisian. Terakhir, Iin berada di Rumah Sakit Kramat Jati Jakarta Timur untuk pemeriksaan kejiwaan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya