Pencarian Korban Jembatan Ambruk di Bali Dilanjutkan Pagi Ini

BNPB akan mengerahkan satu unit kapal ke lokasi ambruknya jembatan kuning

oleh Luqman Rimadi diperbarui 17 Okt 2016, 06:10 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2016, 06:10 WIB
Jembatan Ambruk
Ambruknya jembatan penghubung di Bali akibat kelebihan beban.

Liputan6.com, Jakarta - Pencarian korban ambruknya Jembatan Kuning di Nusa Lembongan, Klungkung Bali akan kembali dilaksanakan pagi ini.

Kepala Pusat Data, Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan untuk mencari korban, pihaknya akan mengerahkan satu unit kapal ke lokasi ambruknya jembatan.

"Kapal Basarnas akan diberangkatkan pada Senin pagi ini, pukul 06.00 Wita," ujar Sutopo kepada Liputan6.com, Senin (17/10/2016).

Ia mengatakan pencarian sempat dihentikan malam tadi, pukul 21.00 Wita karena kondisi gelap di lokasi kejadian. Ia berharap, pencarian yang rencananya mulai dilakukan pukul 07.00 Wita ini berlangsung lancar.

"BPBD terus berkoordinasi dengan Basarnas, TNI, Polri, SKPD Klungkung dan aparat Puskesmas Nusa Penida II," kata Sutopo.

Jembatan gantung penghubung Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan di Kabupaten Klungkung, Bali itu roboh pada Minggu malam tadi sekitar pukul 18.30 Wita.

Saat roboh di atas Jembatan terdapat banyak warga karena sedang mengikuti upacara keagamaan di Pura Bakung Ceningan, yaitu Hari Nyepi Segara, di mana tidak melakukan aktivitas di laut.

"Sebelum runtuh (jembatan) sudah goyang-goyang kemudian ambruk. Beberapa pengendara motor dan orang jatuh ke laut yang sedang surut. Beberapa warga yang ada di lokasi langsung berusaha menyelamatkan korban. Beberapa korban yang jatuh ada yang langsung berenang dan berjalan di selat. Tidak diketahui secara pasti berapa jumlah warga yang jatuh saat jembatan ambruk," Sutopo membeberkan.

Diduga karena kelebihan beban karena banyaknya masyarakat di atas jembatan, sehingga seling putus dan jembatan ambruk ke laut.

"Selain itu beberapa kali (jembatan) juga pernah rusak dan sudah mendapat perbaikan. Lokasi di kepulauan menyebabkan kesulitan untuk melakukan evakuasi," juru bicara BNPB memungkasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya