Nenek di Bogor Tewas Dirampok, Emas 150 Gram Raib

Kecurigaan bermula ketika sang anak menemukan jendela rumah yang terbuka, padahal jendela itu tidak pernah dibiarkan terbuka.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 22 Okt 2016, 12:40 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2016, 12:40 WIB
Ilustrasi Garis Polisi
Ilustrasi Garis Polisi

Liputan6.com, Bogor - Seorang nenek warga Kampung Pasir Santri, Desa Antajaya, Kecamatan Tanjungdari, Kabupaten Bogor, ditemukan tewas di rumahnya. Nenek tersebut diduga dibunuh perampok lantaran emas 24 karat seberat 150 gram, cincin, kalung, serta uang tunai ratusan juta ikut hilang.

Saat ditemukan, Jumat, 21 Oktober 2016 pagi, tangan dan kaki korban terikat dan mulut dilakban. Di bagian kepala terdapat luka diduga akibat hantaman benda tumpul.

Berdasarkan identitas yang didapat penyidik, nenek tersebut bernama Arsih (82). Korban yang tinggal seorang diri di gubuk reyot itu pertama kali diketahui oleh anaknya, Ijah (42).

Menurut pengakuan Ijah, kejadian itu diketahui saat dia hendak membuka warung kelontong yang berada di seberang rumah ibunya. Namun, putri bungsunya itu melihat jendela samping kanan rumah ibunya terbuka.

"Karena enggak biasanya ibu buka jendela," ucap dia, Sabtu  (22/10/2016).

Karena curiga, dia lalu memanggil kakaknya, Mamat (50), yang saat itu sedang berada di sawah.

Keduanya lantas mendatangi kediaman ibunya yang terbuat dari anyaman bambu itu. Kecurigaan semakin menguat ketika mereka mengetahui pintu rumah tidak terkunci.

Rasa curiga sang anak terbukti. Arsih ditemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa di dalam kamarnya. Tangan dan kaki korban terikat dan mulut dilakban.

"Saya lihat sekitar kamar acak-acakan," kata Ijah.

Bantal kesayangan yang digunakan untuk menyimpan uang pun robek seperti disayat senjata tajam. Seluruh perhiasan yang ada di rumah ibunya hilang dan kemungkinan besar dibawa kabur perampok.

"Yang hilang emas murni 24 karat seberat 150 gram, kalung, cincin dan uang tunai 100 juta lebih hilang," Ijah mengungkapkan.

Mamat mengatakan, uang dan perhiasan tersebut merupakan hasil penjualan padi selama beberapa tahun terakhir.

"Ibu memang punya sawah seluas 6 hektar. Uang atau perhiasannya biasa disimpan di rumah," tutur Ijah.

Kapolsek Tanjungsari Iptu Hendra Kurnia menduga kematian Arsih akibat penganiayan perampok.

Hal itu diperkuat adanya luka di bagian kepala korban dan sejumlah perhiasan emas serta uang tunai milik korban hilang diduga digondol perampok.

"Dugaan ke arah penganiayaan memang ada, karena saat olah TKP ditemukan lakban yang melilit di mulut, kaki dan tangan korban. Di kepala juga ada luka," ucap Hendra.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya