Penjelasan Menteri Yohana Tentang Tema Peringatan Hari Ibu ke-88

Pada Puncak Peringatan Hari Ibu ke-88, Menteri Yohana Yembise kembali menjelaskan alasan mengusung tema kesetaraan gender.

oleh Liputan6 diperbarui 23 Des 2016, 18:32 WIB
Diterbitkan 23 Des 2016, 18:32 WIB
Penjelasan Menteri Yohana Tentang Tema Peringatan Hari Ibu ke-88
Pada Puncak Peringatan Hari Ibu ke-88, Menteri Yohana Yembise kembali menjelaskan alasan mengusung tema kesetaraan gender.

Liputan6.com, Jakarta Kesetaraan Perempuan dan Laki-Laki Untuk Mewujudkan Indonesia Bebas dari Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak, Perdagangan Orang, dan Kesenjangan Akses Ekonomi terhadap Perempuan menjadi tema utama pada Peringatan Hari Ibu ke-88 yang setiap tahunnya dirayakan pada 22 Desember 2016.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Susana Yembise mengatakan tema ini dimaknai sebagai sikap dan komitmen pemerintah Indonesia yang bersungguh-sungguh dan serius menempatkan isu perempuan dan anak sebagai salah satu prioritas pembangunan.

"Tema ini sekaligus dibangun dengan melihat situasi dan kondisi bangsa Indonesia yang berkeinginan kuat mewujudkan Nawacita dalam kurun waktu 5 tahun ke depan, juga untuk melihat potensi dan kekuatan anak sebagai sumber potensi pembangunan, mengingat jumlah perempuan yang relatif besar yakni 80% dari total jumlah penduduk Indonesia saat ini," ujar Yohana Yembise saat acara Puncak Peringatan Hari Ibu ke-88 Tahun 2016 di Serang, Banten, Kamis (22/12).

Dengan jumlah kaum perempuan yang tinggi ini, Yohana berharap perempuan dapat menjadi agent of change dalam mengisi pembangunan di berbagai bidang yang sekaligus dapat mengantarkan Indonesia menjadi salah satu bangsa yang besar, kuat, dan adil.

"Berbagai kemajuan dan keberhasilan sudah banyak diraih oleh kaum perempuan Indonesia. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa perempuan dan anak menjadi kelompok masyarakat yang rentan dari berbagai kekerasan, eksploitasi, stigmatisasi, dan perlakukan diskriminatif lainnya.

Tema PHI ke-88 Tahun 2016 ini diangkat juga untuk memberikan public awareness kepada semua pemangku kepentingan yang terlibat untuk membangun komitmen dan rencana aksi bersama yang dapat menjamin perlindungan kepada perempuan dan anak dari berbagai ancaman kekerasan, termasuk perdagangan orang.

"Maraknya berbagai bentuk kekerasan akhir-akhir ini di masyarakat dengan korban terbesar perempuan dan anak telah menimbulkan keprihatinan dan mengundang kemarahan kita semua. Maka untuk mewujudkan kesetaraan gender, pada Puncak Peringatan Hari Ibu ke-88, Kementerian PP dan PA meluncurkan secara nasional Deklarasi Banten "He for She".

Di samping kampanye "He For She", Kementerian PP dan PA juga memiliki program unggulan yang dinamakan Three Ends, yakni (1) Akhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak; (2) Akhiri perdagangan orang; dan (3) Akhiri ketidakadilan akses ekonomi untuk perempuan.

"Tiga program unggulan ini terus kami gaungkan ke masyarakat dan tentunya memerlukan dukungan semua pihak untuk keberhasilan. Kami juga terus berupaya untuk menjangkau wilayah terpencil terutama di kawasan Indonesia Timur untuk menyakinkan bahwa kita ada bersama masyarakat di sana dan mencari solusi untuk tantangan yang dihadapi," tutur Yohana Yembise.

Rangkaian Puncak Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-88 Tahun 2016 yang diselenggarakan setiap 22 Desember tiap tahunnya, kali ini diadakan di Serang, Banten. Menteri Yohana mengatakan bahwa kondisi perempuan Banten saat ini menjadi alasan bahwa negara harus hadir di Provinsi ujung Pulau Jawa tersebut.

 

Powered By:
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia

 

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya