Liputan6.com, Jakarta - Natal 2016 menyimpan berbagai pesan perdamaian di tengah hiruk pikuk konflik di Indonesia maupun berbagai negara di dunia. Setidaknya ada 3 pesan Natal yang disampaikan Gereja Katedral.
‎Uskup Agung Jakarta Ignatius Suharyo mengatakan Natal bukan sekedar mengenang peristiwa masa lampau, tapi bagaimana pengalaman dan pengamalan aktual iman umat kristiani.
"Tema ini dimaknai sebagai aktualitas kelahiran Yesus," kata Ignatius di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, Minggu (25/12/2016).
Ketua Konferensi Wali Gereja Indonesia itu menjelaskan, sejarah Yesus lahir di Palestina saat menjadi jajahan kekaisaran Romawi, dalam konteks sosial, politik, ekonomi dan religius ketika itu. Tinggal sekarang umat Kristiani berperan dalam kehidupan.
"Pertanyaannya adalah kelahiran Yesus saat ini dalam konteks apa? Yakni dalam konteks sekarang. Ketika Yesus masuk ke dunia, terlibat hiruk pikuk dunia, umat kristiani yang merayakan Natal, selain merayakan damai dan sukacita, tentu perayaan Natal memuat amanat untuk terlibat dalam permasalahan aktual saat ini. Itu prinsipnya,"‎ jelas dia.
Upaya pemerintah dalam meningkatkan pelayanan dan pembangunan di berbagai sisi juga harus didukung. Menurutnya keterlibatan umat dalam pembangunan juga sangat diperlukan.
Advertisement
"Selain itu Pemerintah sangat memberi perhatian di wilayah-wilayah pinggiran, seperti Papua dan wilayah perbatasan untuk pembangunan. Ini konteks juga, bukan sekedar yang negatif," imbuh dia.
Namun demikian, ia mengakui masih banyak hal yang belum bisa diselesaikan. Di sinilah peran umat dibutuhkan untuk mengaktualisasi kelahiran Yesus dalam kehidupan sehari-hari.
"Kita tidak menutup mata pada realitas yang sungguh-sungguh kami menjadikannya sebagai tantangan iman. Yang belum teratasi adalah kemiskinan, korupsi yang semakin liar dan peredaran narkoba," Ignatius memungkas.