Katedral Tawarkan Konsep Pengamalan Pancasila dalam Berbangsa

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila mutlak harus diamalkan dalam berbangsa dan bernegara.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 25 Des 2016, 18:01 WIB
Diterbitkan 25 Des 2016, 18:01 WIB
20161224 Perayaan Misa Natal di Gereja Katedral
Ribuan jemaat merayakan malam Misa Natal di Gereja Katedral, Jakarta, Sabtu (24/12). Misa Natal pertama dipimpin oleh Romo Stephanus Bratakartana dan Alexius Andang L Binawan. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta Natal kali ini menyimpan makna yang mendalam. Dalam balutan persatuan, umat Kristiani diminta untuk mengamalkan Pancasila dalam 5 tahun kedepan.

Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo mengatakan, akhir-akhir ini banyak pihak yang ingin mengguncang persaudaraan di Indonesia. Hal ini tentu sangat membahayakan.

"Sehingga tema Natal nasional yang akan dihadiri oleh Presiden judulnya Bersatu sebagai Bangsa," kata Suharyo di Gereja Katedral, Jakarta, Minggu (25/12/2016).

Menurutnya dalam berbangsa, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila mutlak harus diamalkan dalam berbangsa dan bernegara. Dia pun mencoba menawarkan beberapa konsep penerapan Pancasila yang ideal.

"Gereja Katolik misalnya ingin mewartakan sila pertama Pancasila Ketuhanan Yang Maha Esa dibungkus kerahiman yang memerdekaan," jelas dia.

Konsep ini akan terus diajarkan kepada seluruh umat di Indonesia melalui gereja-gereja. Setiap tahun tema akan mengikuti urutan Pancasila. Konsep ini akan dijalankan hingga 5 tahun kedepan.

"Jadi mengamalkan Pancasila makin adil makin beradab," ujar  Suharyo.

Setiap jemaat dipersilakan mencari wujud pengamalan Pancasila. Bila merujuk pada perayaan Natal, setiap umat harus terlibat dalam sendi-sendi kehidupan.

"Selama 5 tahun mengamalkan Pancasila dan mencari wujud bentuk pancasila itu. Refleksi Natal Yesus masuk terlibat dan berbuat sesuatu, pegangannya Pancasila. Masing-masing tahun masing-masing sila," Suharyo memungkas.


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya