Lulusan Kampus Ini Siap Mengajar Di Luar Negeri

Proses belajar mengajar di PGSD, President University menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dan kurikulum guru dari Australia.

oleh Liputan6 diperbarui 09 Jan 2017, 11:00 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2017, 11:00 WIB
Lulusan Kampus Ini Siap Mengajar Di Luar Negeri
Proses belajar mengajar di PGSD, President University menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dan kurikulum guru dari Australia.

Liputan6.com, Jakarta President University untuk tahun ajaran 2017 ini membuka program baru yaitu program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).

Rektor President University, Dr. Jony Oktavian Haryanto, SE, MM, MA menyampaikan, pembukaan pogram baru ini dilator belakangi oleh keprihatinan S.D. Darmono founder President University akan adanya kesenjangan sosial di masyarakat, akibat masih rendahnya kualitas pendidikan dasar di Indonesia.

"Mengapa demikian, karena kualitas guru yang ada juga masih rendah, pendidikan guru saat ini dianggap bukan pilihan utama. Banyak lulusan SMA/SMK yang tidak diterima di program studi favorit, sehingga terpaksa memilih jadi guru. Istilahnya jadi guru ibarat tempat 'buangan'. Dari sinilah President University ingin mengubah paradigma itu, dan ingin menempatkan kembali guru sebagai profesi yang terhormat," ujar Rektor yang baru 6 bulan memimpin President University yang terletak di Kawasan Industri Jababeka tempat berlokasi nya 1700 perusahaan multinasional dari 30 negara.

PGSD, President University mengadopsi kurikulum pendidikan guru dari Australia yang awalnya juga dari Inggris, sehingga lulusannya nanti memiliki kualitas mengajar secara internasional, artinya bisa mengajar juga di luar negeri.

"Di negara lain sebenarnya juga banyak kekurangan guru, contohnya di India. Jadi kita bisa mengirim lulusan kita mengajar di luar negeri. Hal ini akan mudah dilakukan, karena nantinya mahasiswa selama 1 tahun akan magang di sekolah-sekolah internasional, baik di Indonesia maupun di luar negeri," ungkap Jony Oktavian.

Jony Oktavian menegaskan, kelebihan lain dari PGSD President University adalah proses belajar mengajarnya menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar, dimana di Indonesia saat ini belum ada. Dan juga ada boarding school yang mengharuskan mahasiswanya tinggal di asrama, mereka  akan berinteraksi  dengan mahasiswa asing yang saat ini berjumlah 10% dari total mahasiswa President University. Mahasiswa akan berada dalam lingkungan internasional, sehingga mereka memiliki kepercayaan diri tinggi, jika mengajar di luar negeri.

Untuk melahirkan lulusan guru yang berkualitas, selain kurikulum yang mumpuni juga ditentukan oleh kualitas dosen atau tenaga pengajar.

“Untuk awal ini, PGSD akan didukung oleh 6 dosen yang bergelar doktor dan master. Kita jadikan program studi PGSD  nantinya menjadi favorit bagi lulusan sekolah lanjutan atas dan kejuruan. Bahkan bagi guru-guru yang belum berijazah S1 dan ingin meningkatkan kualitas mengajarnya, bisa melanjutkan S1 di President University,” ungkap. Jony Oktavian.

Bagi lulusan SMA sederajat yang memiliki prestasi baik secara akademik maupun bertalenta di berbagai bidang, President University bekerja sama dengan Jababeka akan memberikan beasiswa. Ini kesempatan emas untuk menjadi guru yang berkualitas, apalagi di Indonesia masih banyak kekurangan guru.

“Jababeka yang memiliki visi membangun 100 kota di Indonesia, tentunya akan melengkapi  kotanya dengan fasilitas pendidikan  bertaraf internasional, seperti yang telah dibangun di Cikarang, ada TK-SD Presiden, SMP Presiden dan SMA Presiden. Bahkan dalam waktu dekat akan mendirikan sekolah di Tanjung Lesung, Banten bahkan di Kawasan Industri Kendal, Park by the Bay. Jadi Jababeka sendiri akan membutuhkan guru-guru yang berkualitas, artinya lulusan PGSD President University pasti langsung terserap di dunia kerja,” tegas Rektor muda ini.

Powered By:

Jababeka

    POPULER

    Berita Terkini Selengkapnya