Menhub Sebut Kasus Kekerasan di STIP yang Tewaskan Amir Memalukan

Kepada taruna PIP Semarang, Menhub berpesan agar peristiwa di STIP tidak terulang.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 12 Jan 2017, 12:47 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2017, 12:47 WIB
Edhie Prayitno Ige/Liputan6.com
Menhub Budi Karya menyalami mahasiswa Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang (Edhie Prayitno Ige/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyoroti hubungan senior-junior yang ada di lembaga pendidikan tinggi yang bernaung di bawah kementerian.

Menurut Budi, kekerasan berujung tewasnya taruna tingkat pertama Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Amirullah Adityas Putra atau Amir adalah hal memalukan.

"Tinggalkan cara-cara yang seolah senior lebih hebat, kemudian dzalim dan kekerasan. Tinggalkan semua," tegas Budi Karya di depan para taruna Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang, Jawa Tengah, Kamis (12/1/2017).

Kepada taruna PIP Semarang, Menhub berpesan agar peristiwa di STIP tidak terulang. Ia menegaskan, unsur seniorisasi harus dihilangkan dari pola pikir. Jika masih terjadi kekerasan fisik di lembaga pendidikan yang bernaung di bawah Kementerian Perhubungan, Budi berjanji akan bertindak tegas.

"Apabila ada senior yang melakukan, tanpa melalui peradilan akan kami usut! Bisa diberhentikan," kata Budi Karya.

Budi Karya juga menyempatkan menyalami para taruna dan memberi pesan agar tidak melakukan kekerasan terhadap juniornya. Kepada para siswa tingkat pertama, Budi Karya memberikan kata-kata penyemangat.

"Kamu jangan klemak-klemek, tapi adiknya jangan dipukuli," kata Budi Karya kepada siswa tingkat dua bernama Aryo.

Dalam kunjungannya ke Semarang, Menhub juga meresmikan gedung baru PIP Semarang yaitu Balai Mas Pardi dan penandatanganan kerjasama PIP Semarang dengan sekolah Vokasi UGM dan Undip dalam rangka penyelenggaraan diklat pemberdayaan masyarakat untuk kompetensi dasar kepelautan.

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya