F-16 Tergelincir, Penerbangan Lanud Roesmin Nurjadin Dihentikan

Penghentian sementara ini menimbang adanya penyidikan kecelakaan udara terkait tergelincirnya pesawat dengan nomor ekor TS 1603 itu.

oleh M Syukur diperbarui 15 Mar 2017, 07:32 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2017, 07:32 WIB
M Syukur/Liputan6.com
Pesawat tempur tergelincir di Bandara Pekanbari Riau (M Syukur/Liputan6.com)

Liputan6.com, Pekanbaru - Tergelincirnya pesawat tempur F-16 milik TNI AU di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Riau dipastikan membuat aktivitas penerbangan militer di kawasan itu dihentikan sementara. Pesawat dan pilot bakal diizinkan beraktivitas lagi menunggu keputusan dari Markas TNI AU.

"Dihentikan sementara sampai ada keputusan lagi dari Mabes," sebut Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Marsekal Pertama Henri Alfiandi, Selasa 14 Maret 2017 tengah malam.

Di Lanud ini, sebut Henri, ada beberapa skuadron tempat bernaungnya sejumlah pesawat tempur, yaitu F-16 dan Hawk. Adapun penghentian sementara ini menimbang adanya penyidikan dari penyidik kecelakaan udara terkait tergelincirnya pesawat dengan nomor ekor TS 1603 itu.

Selain itu, faktor psikologis dari pilot lainnya yang menerbangkan pesawat tempur di Lanud Roesmin Nurjadin juga menjadi pertimbangan. Menurut Henri, perlu ada recovery psikis terhadap pilot lain.

"Tentu ada pengaruh, ini yang perlu direcovery lagi psikisnya, atau tidak lagi menerbangkan pesawat tempur," terang Henri.

Sementara itu, proses evakuasi bakal dilakukan dan tetap berpegang pada prosedur yang berlaku. Evakuasi pesawat tempur tidak sama dengan besi terbang lainnya. Perlu kehati-hatian dengan harapan pesawat itu diperbaiki, bisa difungsikan dan diterbangkan lagi.

"Pesawat itu diharapkan masih dibutuhkan dengan perbaikan, dibutuhkan untuk diterbangkan lagi. Makanya proses evakuasi ada prosedur yang baku dan khusus supaya tidak menambah kerusakan," terang Henri.

Posisi pesawat tergelincir itu, dinilai Henri tidak membahayakan penerbangan sipil di Bandara Sultan Syarif Kasim II karena berada pada ujung landasan.

"Tidak menggangu meskipun sempat ada penerbangan sipil delay. Itu sudah prosedurnya, sekarang penerbangan di bandara sudah berlangsung normal," kata Henri.

Sebelumnya, pesawat yang tergelincir itu diterbangkan Lettu Penerbang Marco Anderson. Dia merupakan siswa konversi dan saat pelatihan berlangsung didampingi penerbang senior, Mayor‎ Andri.

Pada awalnya pesawat landing atau mendarat dengan sempurna. Tak lama kemudian terjadi malfungsi sehingga pilot berusaha menghentikan pesawat. Hanya saja tidak berhasil dan membuatnya tergelincir serta berhenti dengan posisi terbalik.

"Ada kerusakan pada bagian ekor dan bagian hidung. Pilot sendiri meski tidak terluka dirawat di Rumah Sakit Lanud untuk recovery," kata Henri.‎

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya