Liputan6.com, Jakarta Kalimantan Utara (Kaltara) memiliki potensi menjadi kawasan industri terbesar di Indonesia. Posisi geografis yang strategis dan sumber daya alam yang melimpah bahkan membuat Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto menyebut Kaltara sebagai The New Star Indonesia. Seperti apa potensi investasi di Kaltara ini?
Pada acara Kaltara Investment Forum (KIF) 2017 bertema "Bergegas Membangun dari Pinggiran" yang digelar beberapa waktu lalu, Gubernur Kalimantan Utara, Dr.H. Irianto Lambrie mamaparkan sejumlah potensi yang dimiliki Provinsi termuda di Indonesia ini.
1. Energi Listrik, Hydro Energy
Advertisement
Di bidang sumber energi berbasis konservasi terdapat kekayaan alam berupa sungai yang berpotensi menjadi sumber energi listrik berkapasitas ribuan megawatt, hydro energy.
Kalimantan Utara memiliki lebih dari 20 sungai yang berpotensi bisa dibangun pembangkit listik (PLTA) karena memiliki arus air yang cukup kuat. Ke 20 sungai itu tersebar di 3 Kabupaten berbeda di Kaltara, yakni; Kabupaten Nunukan dari Sungai Sembakung dengan potensi 500 MW, Kabupaten Bulungan dari Sungai Kayan sebesar 9.000 MW), dan Kabupaten Malinau dari Sungai Mentarang sebesar 7.600 MW. Jika dapat direalisasikan, maka Kaltara akan menjadi kluster baru industri di Indonesia.
2. Minyak dan Gas Bumi
Selain potensi hydro energy, terdapat pula potensi minyak dan gas yang terletak di beberapa blok di Kaltara. Terdapat 9 titik ladang minyak yang mengandung 764 juta barel minyak dan 1,4 triliun cubic feet gas. Potensi gas Kaltara tersebar di Kabupaten Bulungan, Tana Tidung, dan Nunukan.
3. Energi Biofeul dan Kelapa Sawit
Kalimantan Utara, sebut Irianto juga memiliki potensi lahan yang cukup luas guna dikembangkan sebagai energi biofeul dan kelapa sawit. Terdapat lahan perkebunan seluas 808 ribu hektar yang tersebar di 4 Kabupaten yakni Bulungan, Nunukan, Malinau, dan Tana Tidung.
4. Kawasan Industri Terpadu, Tanah Kuning
Kawasan industri terpadu Tanah Kuning, Tanjung Palas Timur diproyeksikan sebagai kluster baru industri di Indonesia. Di kawasan ini akan menjadi industri pengolahan logam atau smelter. Kawasan seluas 15.000 hektar ini masuk dalam program pengembangan ekonomi nasional yang akan terintegrasi dengan pelabuhan internasional.
Menperin Airlangga menyakini kawasan industi Tanah Kuning bisa menjadi kawasan pusat pertumbuhan ekonomi minimal dalam jangka waktu 7-10 tahun ke depan. Kawasan ini juga telah menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN) dan diproyeksikan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
Lebih lanjut, potensi sumber daya alam di Kalimantan Utara, menurut Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Trikasih Lembong memiliki peluang besar mendatangkan investasi. Dia pun menyarankan Pemerintah Daerah menjalin sinergitas dengan daerah tetangga termasuk negara tetangga, Malaysia.
"Kaltara harus cari sinergitas dengan negara tetangga seperti Serawak Energy. Menurut saya, itu sangat-sangat menjanjikan," kata Thomas.
Selain sinergitas dengan daerah tetangga, Thomas juga mengingatkan supaya pemerintah daerah dan pusat tidak lagi berjalan sendiri-sendiri dalam menarik investor, termasuk dalam hal pemberian perizinan. Sehingga melalui sistem yang terintegrasi diharapkan mampu menggenjot angka investasi di Indonesia yang selama ini masih minim.
"Selama ini aturan di daerah berbeda-beda, makanya itu yang cukup menyulitkan investasi. Nantinya ada wacana kita, untuk dibuatkan satu aturan di BKPM," ujarnya.
Gubernur Irianto menegaskan bahwa investor tak perlu khawatir untuk berinvestasi ke Kaltara. Pihaknya berkomitmen akan memberikan kemudahan kepada para investor.
"Pemerintah daerah tengah mempersiapkan banyak hal. Mulai dari memperbaiki cara kerja aparatur, mempersiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan para calon investor hingga kemudahan perizinan," ujar Irianto. Yang lebih diupayakan sekeras mungkin ialah perubahan kinerja birokrasi baik di Pemprov maupun lingkup Pemda/Pemkot. Sebab dengan pola kerja birokrat yang baik menjadi salah satu kunci menarik investor menanamkan modalnya.
Pemerintah pusat sendiri telah memberikan kemudahan investasi melalui beberapa paket kebijakan ekonomi yang dilaksanakan Presiden Jokowi seperti insentif investasi, keringanan pajak, termasuk pembangunan infrastruktur.
Event Kaltara Investmen Forum (KIF) 2017 terbilang sukses karena mampu menghadirkan ratusan tamu undangan yang sebagian besar kalangan pengusaha baik skala nasional maupun internasional seperti Korea, Malaysia, jepang, Tiongkok, dan Australia.
KIF 2017 menjadi momen bagi Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara untuk mempromosikan potensi-potensi yang dimiliki kabupatan/kota yang ada di Kaltara sehingga para investor tertarik untuk berinvestasi dan membangun daerah. Adapun misi utamanya adalah untuk merealisasikan investasi kelistrikan jangka pendek, menengah, dan jangka panjang di Kalimantan Utara baik yang akan berbasis batubara, air, maupun gas.
Sejauh ini, beberapa investor yang menyatakan minatnya berinvestasi di Kaltara seperti Serawak Energy, PT. Kayan Hidro Energy (KHE), PT Inalum, PT Posco Enginering, dan juga PT Hyundai Group.
Powered By: