Liputan6.com, Jakarta - Mendengar nama Seychelles, pastilah terbayang mengenai keindahan pantai-pantai serta alam yang luar biasa indah.
Seychelles dan pariwisata bak dua kata yang tak bisa dipisahkan. Selalu melekat erat dan sama sekali tidak bakal terpecah satu dengan lainnya.
Sebanyak 20 persen GDP dari Seychelles didapat dari industri pariwisata. Sebanyak 15 persen lapangan kerja di negara kepulauan ini pun terkait pada sektor tersebut.
Advertisement
Namun, ada yang membuat Seychelles berbeda dengan negara lain. Walau bisnis pariwisata sangat menggiurkan, negara dengan ibu kota Victoria ini tak mau sembrono dalam menjalankan bisnis tersebut.
Utusan Khusus Presiden Seychelles untuk ASEAN, HE Nico Barito menyebut di negaranya walau memaksimalkan pariwisata, kelestarian pulau adalah yang terpenting dan tak bisa dikesampingkan.
Baca Juga
"Karena ukuran kepulauan yang kecil, kami sangat gigih menjaga kelestarian negara kami. Lestarikan pulaunya, lestarikan alamnya, dan raih nilai sebesar-besarnya dari alam kami," ucap Nico dalam wawancara khusus dengan Liputan6.com di Jakarta, Selasa, 7 Maret 2017.
Ada cara yang selalu dilakukan Pemerintah Seychelles untuk melestarikan alam tanpa harus mengurangi keseriusan mereka menggarap industri pariwisata.
"Kami menghargai pentingnya privasi saat berwisata, sehingga kami tidak ingin menjejali negara ini dengan membeludaknya turis, tapi kami membidik wisata kelas atas bernilai tinggi," sebut Nico.
Kesuksesan Seychelles membina pariwisata tanpa mengganggu kelestarian alam ingin mereka tularkan kepada Indonesia. Kerja sama konkret siap dilakukan dan diimplementasikan.
Resep yang dibagi Seychelles terfokus pada bagaimana cara baik dan benar dalam mengelola pariwisata. Nico meyakini jurus yang akan dibagi ampuh. Sebab, secara geografis RI dan negaranya sama-sama kepulauan.
Menurut dia, kepulauan kecil bisa meraup penghasilan yang layak karena manajemen pulau secara mumpuni. "Kami berpendapat dan mengupayakan berbagi pengalaman dengan pulau-pulau yang ada di Indonesia."
Rincinya, imbuh Nico, Seychelles akan membagikan pengalaman kepada rakyat Indonesia, terutama memanfaatkan kearifan lokal di pulau-pulau. "Mereka harus mengembangkannya, buatlah menjadi pulau bergengsimu dan meraup pemasukan yang bagus."
"Indonesia adalah negara yang besar. Banyak kabupaten, banyak provinsi, banyak kelompok etnis. Jadi, sekarang ini di Seychelles, kami punya kalender acara ada beragam festival, karnaval sepanjang tahun demi menarik para wisatawan," ujar dia.
Saat ini bantuan sudah mereka jalankan. Pulau-pulau kecil yang punya potensi telah mereka bagi pengalamannya agar di masa mendatang bisa memaksimalkan pariwisatanya.
"Kami bekerja erat dengan Indonesia untuk mengembangkan pulau-pulau kecil seperti Nias, Derawan di Kalimantan dan juga di Sulawesi Utara, tepatnya di Sangir Talaud," Nico memaparkan.
Lebih jelasnya, menurut Nico, Seychelles berbagi pengalaman terbaik, berbagi jejaring pemasaran, dan memberikan citra branding. Dengan demikian, penduduk setempat bisa memajukan dan mengangkat nilai perekonomian negeri ini.
Dia pun punya harapan besar. Di masa mendatang pulau-pulau kecil di Indonesia kesuksesannya bisa menyerupai keberhasilan di negara asalnya.
"Walaupun hanya beberapa pulau di Indonesia bisa menjadi seperti Seychelles, maka tidak ada lagi pulau yang miskin. Tidak ada lagi kemiskinan di pulau tersebut dan pulau itu bisa berkembang," Nico Barito memungkasi.
Selengkapnya simak video wawancara khusus Liputan6.com dengan Utusan Khusus Presiden Seychelles untuk ASEAN, HE Nico Barito yang dipandu Farhannisa Nasution berikut ini.
Â