Adhyaksa Klarifikasi ke Mendagri Soal Eks Menteri Anti-Pancasila

Mantan Menpora Adhyaksa Dault terekam hadir dalam acara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

oleh Devira Prastiwi diperbarui 22 Mei 2017, 20:55 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2017, 20:55 WIB
20160610-Majelis Pelayan Jakarta Rekomendasikan Tujuh Nama Balon Penantang Ahok-Jakarta
Mantan Menpora, Adhyaksa Dault (kanan) memberikan pengantar Rekomendasi Calon Pemimpin Jakarta di Masjid Al Azhar, Jumat (10/6). Majelis Pelayan Jakarta merekomendasikan tujuh nama balon Gubernur Jakarta 2017-2022. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Mendagri Tjahjo Kumolo mengungkap ada seorang mantan Menteri yang kini menjabat sebagai komisaris BUMN berniat mengubah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) menjadi negara Islam. Mantan Menpora Adhyaksa Dault yang terekam hadir dalam acara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) pun langsung mengklarifikasi ke Tjahjo.

Komisaris BRI itu membantah dirinya merupakan orang yang anti-Pancasila atau bahkan ingin membuat negara Islam. Ia juga mengklarifikasi terkait beredarnya video dirinya menyatakan mendukung Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

"Itu video saya tahun 2013, sudah lama. Waktu itu saya hadir untuk memenuhi undangan dari HTI," ujar Adhyaksa Dault kepada Liputan6.com di Jakarta, Senin (22/5/2017).

Ia mengaku, kala itu mau memenuhi undangan HTI karena dirasa HTI hanyalah organisasi atau ormas dakwah Islam. Namun jika saat ini HTI disebut anti-Pancasila, Adhyaksa menyerahkan kepada pemerintah.

"Dulu saya mau (diundang HTI) karena menurut saya dia hanyalah organisasi, lembaga dakwah Islam. Tapi kalau sekarang HTI disebut anti-Pancasila dan ingin dibubarkan, itu menjadi urusan pemerintah yang sekarang," paparnya.

Selain telah melakukan klarifikasi kepada Tjahjo Kumolo, Adhyaksa juga mengaku sudah pernah mengirim surat ke Istana terkait dengan videonya tersebut.

"Makanya saya bingung kenapa ini (video berpidato di HTI) viral. Lah saya waktu itu saja sudah kirim surat ke Istana kalau saya sama sekali tidak ada maksud saya anti-Pancasila," kata dia.

Dia menegaskan kalau dirinya sama sekali tidak anti-Pancasila. Hal itu ditunjukkan dengan dirinya mengikuti pendidikan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4), lalu menjadi Menpora dan Ketua Pramuka.

"Bagaimana mungkin saya anti-Pancasila, saya saja dulu ikut pendidikan P4, terus Menpora, terus saya ini juga jadi Ketua Pramuka. Bahkan, dulu almarhum kakek saya meninggal karena mati-matian membela Pancasila. Jadi mana mungkin saya anti-Pancasila," jelas Adhyaksa.

Dirinya pun bingung mengapa video yang sudah empat tahun lalu itu bisa viral. Oleh karena itu, ia pun membuat sebuah video klarifikasinya yang diunggah melalui situs berbagi video YouTube.

Sebelumnya, Mendagri Tjahjo Kumolo menyatakan, saat ini degradasi jiwa nasionalisme berideologikan Pancasila juga menjangkiti pejabat pemerintahan. Dengan tegas dia menyebut, ada mantan menteri yang lantang menyerukan niatnya untuk mengganti Pancasila dan mengubah Indonesia menjadi negara Islam.

"Bayangkan, ada tokoh nasional, komisaris BUMN besar dengan enaknya teriak-teriak kita anti-Pancasila, kita ubah Indonesia menjadi negara Islam," tutur Tjahjo.

Tjahjo menegaskan, ucapannya ini pun dapat dipertanggungjawabkan. Sebab, Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam) telah membeberkan sejumlah bukti kuat perihal adanya mantan menteri yang hadir dalam sebuah acara ormas yang diketahui ingin menjadikan Indonesia sebagai negara khilafah.

"Pak Wiranto menyebut data. Ada rekaman visualnya, rekaman tertulis, ada fotonya. Di mana, jam berapa, ada semua," jelas dia.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya