Liputan6.com, Jakarta Puslabfor Polri melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di Kantor Urusan Agama (KUA) Sidareja, Cilacap, Jawa Tengah. Salah satu kesimpulannya adalah, ledakan di KUA Sidareja Kabupaten Cilacap, berdaya ledak rendah.
Kapolres Cilacap AKBP Yudho Hermanto mengatakan, hasil itu setelah tim labfor melakukan analisis dan evaluasi dari olah TKP yang dilakukan Inafis dan Labfor Polda Jawa Tengah, pascaledakan.
"Itu low eksplosif. Kesimpulannya seperti itu," kata Yudho, Kamis (6/7/2017).
Advertisement
Kendati begitu, ledakan ini memiliki daya rusak yang cukup besar dan merusak barang di sekitarnya. Beberapa yang rusak antara lain, gerbang besi KUA, pintu jebol, plafon dan atap ambrol, serta pecahnya sekitar 11 kaca di bagian depan dan samping gedung. Tembok KUAÂ juga rusak mengelupas akibat kejadian ini.
"Ya kan itu getarannya yang membuat rusak. Kalau (gerbang besi) rusak itu dorongan dari tabung gas," imbuh dia.
Yudho menegaskan, daya lontar ledakan cukup kuat. Sebab, pecahan besi yang diidentifikasi sebagai serpihan tabung gas elpiji 3 kilogram juga terlempar cukup jauh, mencapai 35 meter.
Dia juga belum bisa memastikan apakan serbuk yang ditemukan di sekitar lokasi merupakan bahan peledak. Sebab, puslabfor masih melakukan uji laboratorium.Â
"Artinya itu kan bukan dibuat dari bahan peledak-peledak untuk yang memang seperti itu (berkekuatan besar), seperti dinamit. Tidak ada barang seperti itu," ujar dia.
Yudho menambahkan, dari hasil olah TKP pula, diketahui benda tersebut diledakkan secara manual. Itu setelah tim menemukan obat nyamuk yang ditengarai digunakan sebagai sumbu.
Di lokasi ledakan yang sama juga tak ditemukan rangkaian kabel atau barang elektronik yang menunjukkan bahwa benda itu dikendalikan dengan otomatis.
"Karena tidak ditemukan rangkaian elektronik, baterai, tidak ditemukan kabel. Ya, manual," kata Yudho.
Â
Saksikan video menarik di bawah ini: