Alasan Polri Boyong Pengendali 1,2 Juta Ekstasi ke Jakarta

Bareskrim Polri membawa Aseng, narapidana Lapas Nusakambangan ke Jakarta terkait kasus penyelundupan 1,2 juta butir ekstasi.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 04 Agu 2017, 14:07 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2017, 14:07 WIB
Kapolri dan Menkeu Rilis 1,2 Juta Butir Pil Ekstasi Asal Belanda
Barang bukti kasus penyelundupan ekstasi yang ditunjukan petugas saat rilis di Polri, Jakarta, Selasa (1/8). Polri dan Bea Cukai mengungkap penyelundupan 1,2 juta butir ekstasi dari Belanda senilai Rp600 miliar. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Penyidik Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri membawa Aseng, narapidana Lapas Nusakambangan ke Jakarta terkait kasus penyelundupan 1,2 juta butir ekstasi. Aseng diduga mengendalikan bisnis narkobanya dari balik jeruji besi Nusakambangan.

Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Pol Eko Daniyanto mengungkapkan, penyidik akan memeriksa Aseng untuk mengembangkan kasus tersebut.

"Ada pertimbangan lain, kami lebih leluasa (memeriksa) di sini (Jakarta) daripada di sana (Nusakambangan)," kata Eko saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Jumat (4/8/2017).

Dia khawatir Aseng akan mendapat intervensi dari narapidana lainnya jika diperiksa di Nusakambangan. Sebab, akan ada tudingan para napi lain sebagai pemesan ekstasi yang dikendalikan oleh Aseng.

"Kami kan juga enggak tahu, kalau pemesan (narkoba) kan bisa saja di lingkungan situ. Kemudian dia menggunakan kaki-kakinya di luar Lapas," ucap Eko.

Atas pertimbangan itu, ujar Eko, pihaknya memutuskan memeriksa Aseng di Jakarta. "Makanya kami tarik sajalah dengan pengawalan khusus ke Jakarta," tambah Eko.

Sebelumnya, Polri mengungkap penyelundupan 1,2 juta butir ekstasi asal Belanda. Polisi mengungkapkan, sindikat jaringan 1,2 juta butir ekstasi ini tidak terkait dengan "pemain lama". Misalnya mendiang terpidana mati kasus narkoba, Freddy Budiman.

Saksikan video berikut ini:

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya