Napi Nusakambangan Pemilik 1,2 Juta Ekstasi Pindah ke Polda Metro

Menurut Ibnu, Aseng akan berada di Polda Metro Jaya hingga selesai pemeriksaan.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 04 Agu 2017, 04:11 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2017, 04:11 WIB
Lapas Nusakambangan
Pengamanan Dermaga Wijayapura, pintu masuk ke lapas-lapas di Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jateng. (Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Jakarta Terduga pengendali peredaran 1,2 juta pil ekstasi, Aseng, penghuni Lapas Batu Nusakambangan, dibawa ke Polda Metro Jaya, Kamis (3/8/2017) sore.

Pemindahan ini, kata Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Jawa Tengah Ibnu Chuldun, untuk mengungkap dan mengembangkan kasus 1,2 juta pil ekstasi itu.

"Kalau pemeriksaan di Lapas kepada yang bersangkutan pasti sudah dilakukan. Tetapi saya sudah mendapat informasi dari Kadiv PAS, bahwa Aseng dibon pinjam (dibawa) ke Polda Metro Jaya tadi siang," kata Ibnu, Kamis malam.

Menurut Ibnu, Aseng akan berada di Polda Metro Jaya hingga selesai pemeriksaan. Soal waktu, dia tak bisa memastikan kapan Aseng akan dikembalikan lagi ke Lapas Batu Nusakambangan.

"Aseng di Polda Metro sampai kasus selesai. Nantinya yang bersangkutan akan dikembalikan lagi ke NK," ujarnya.

Ibnu berujar, sebagai aktor kunci, Aseng akan diperiksa terkait perannya, dan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Menurut dia, tak tertutup kemungkinan ada petugas lapas yang terlibat dalam kasus ini.

"Untuk petugas hanya dimintai keterangan. Yang terindikasi belum ada. Tapi masih didalami. Nah saya kan belum cukup puas dengan hasil kerja ini. Rencananya saya akan ke sana, sekalian serah terima jabatan kalapas yang baru," kata dia.

Terkait kepemilikan ponsel, Ibnu mengatakan, berdasarkan keterangan Aseng, dia mendapat ponsel itu dari salah satu teman satu lapas yang kini sudah bebas. Namun, Ibnu masih akan mengklarifikasi hal tersebut.

"Temannya itu kan sudah diluar. Ya kita kejar," ujar Ibnu.

Dia juga mengatakan, soal dugaan penggunaan jaringan Wifi oleh Aseng masih didalami. Hal itu termasuk siapa yang memsang wifi tersebut. Jika memang terpasang, dia memastikan bahwa ada keterlibatan petugas lapas.

"Berarti kan ada kerjasama dengan petugas. Wifi kan ada yang pasang, tidak mungkin pasang sendiri. Pasti ada kerjasama dengan petugas. Kita cari kita lacak nanti, siapa petugas yang memfasilitasi itu. Tapi sampai sekarang wifi itu belum ada tuh," kata Ibnu.

Ibnu menambahkan, Aseng yang kedapatan menyimpan ponsel di dalam lapas langsung dikenai sanksi sesuai UU Nomor 12 Tahun 1995 Pasal 47 ayat 1 huruf A dan B. Aseng ditempatkan di sel isolasi selama 12 hari dan bisa diperpanjang. Hak-hak Aseng, seperti remisi dan kunjungan keluarga, dicabut untuk waktu yang tidak ditentukan


Saksikan video menarik di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya