Top 3 News Hari Ini: Peluru Tajam untuk Pembakar Joya

Top 3 News Hari Ini, pengeroyok Joya, yakni SD, AL, dan KR punya peran masing-masing saat melakukan penganiayaan yang berujung pembakaran.

oleh Rita AyuningtyasFernando PurbaEdmiraldo Siregar diperbarui 10 Agu 2017, 20:58 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2017, 20:58 WIB
Keluarga pria korban pembakaran hidup-hidup di Bekasi.
Keluarga pria korban pembakaran hidup-hidup di Bekasi. (Liputan6.com/Fernando Purba)

Liputan6.com, Jakarta - Top 3 News Hari Ini, polisi menangkap lima pelaku yang diduga telah melakukan pengeroyokan disertai pembunuhan terhadap M Alzahra alias Joya di Babelan, Bekasi, Jawa Barat. Mereka kini telah ditetapkan sebagai tersangka.

Dari kelima pelaku, tiga di antaranya telah mengambil peran sebagai eksekutor. SD (27) berperan membeli bensin dan menyiram lalu membakar Joya hidup-hidup. Peran KR memukul perut dan punggung Joya, sementara AL menginjak-injak kepala korban.

Atas perbuatannya, para pelaku dijerat Pasal 170 KUHP tentang tindak pidana kekerasan secara bersama-sama atau pengeroyokan dengan ancaman hukuman penjara maksimal 12 tahun.

Sebelum ketiganya ditangkap, sempat terjadi baku tembak antara SD sang eksekutor dengan polisi. Karena berusaha melawan saat ditangkap, peluru tajam ditembakkan ke kakinya.

Sementara itu, kepergian suami tercinta menyisakan duka mendalam bagi Siti Jubaida, istri Joya. Bagaimana tidak, di tengah usia kehamilan menginjak 6 bulan, dia harus tetap tegar dan kuat bagi kedua belah hatinya.

Namun, tak bisa dipungkiri kenangan akan sosok suami yang dikenal sangat penyayang dan kerap memberi kejutan-kejutan manis masih terus terbayang. Hinggg tak sadar, air mata Jubaida kerap berlinang.

Terlebih setiap kali dirinya memanmdang dua buah celana hamil yang dibelikan sang suami. 

Hingga malam ini, kembali berita Joya yang dibakar hidup-hidup di Babelan, Bekasi menyita banyak perhatian pembaca Liputan6.com terutama di kanal News.

Berikut berita terpopuler dalam Top 3 News hari ini: 

1. Timah Panas untuk Pembakar Joya

Dua tersangka pengeroyok pria yang dibakar hidup-hidup di Bekasi. (Liputan6.com/Fernando Purba)

Upaya polisi untuk membongkar kasus ini serta meringkus pelaku semakin kencang. Karena itu, sepanjang Rabu kemarin, polisi kembali menangkap tiga tersangka baru.

Penetapan ketiga tersangka pembakaran ini sudah melalui proses penyelidikan dan penyidikan kepolisian.

Kapolres Metro Bekasi Kombes Asep Adi Saputra menambahkan, polisi pun terpaksa menembak kaki tersangka SD. Pasalnya, dia sempat mencoba melarikan diri.

Dia mengatakan, masing-masing tersangka memiliki peran berbeda beda. Seperti AL yang berperan memukul dan menginjak-injak kepala korban.

"Kalau KR, dia memukuli perut dan punggung korban. Dia juga yang teriak 'yang enak mah maling digebukin'," ujar Asep.

Selengkapnya...

2. Kesedihan Istri Pria Dibakar Hidup-Hidup Saat Lihat Celana Hamil

Siti Jubaida, istri pria yang dibakar hidup-hidup (Liputan6.com/ Fernando Purba)

Kepergian M Alzahra alias Joya (30) yang dibakar hidup-hidup membuat luka yang dalam bagi Siti Jubaida (25), istri korban. Sebab, perempuan yang tengah mengandung 6 bulan itu, tahu betul bahwa suaminya orang yang penuh kasih sayang.

Joya juga kerap memberikan kejutan. Salah satunya mendadak menghadiahkan sebuah mesin cuci. Tiba-tiba saja, mesin cuci bekas telah ada di pojokan dapur kontrakannya.

Bahkan, yang sangat membekas di hati Jubaida adalah saat Joya membelikan dua buah celana hamil kepada Jubaida.

"Alasannya biar anaknya enakan," ucap Jubaida, sembari mengusap kandungan anak keduanya itu.

Selengkapnya...

3. Misteri Kematian Anggota Paspampres Asal Bali, Bunuh Diri?

Paspampres melakukan prosesi serah terima pergantian pasukan jaga Istana di depan Istana Negara, Jakarta, Minggu (17/7). Prosesi ini merupakan kegiatan rutin yang dilangsungkan pada Minggu ke-2 tiap bulannya. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Seorang anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), Serda I Gede Wahyu Dharmasraya Widnyana, meninggal diduga bunuh diri. Pria 24 tahun itu disebut-sebut tewas gantung diri di asramanya di kawasan Jakarta Timur, pukul 15.00 WIB, Minggu 6 Agustus 2017.

Namun, kebenaran tentang penyebab kematiannya belum terkonfirmasi lantaran pihak keluarga belum mau dimintai keterangan. .

Wahyu sudah empat tahun menjadi anggota satuan Paspampres. Awalnya, dia mengikuti Pendidikan Sekolah Calon Bintara, lalu mengambil jurusan kesehatan. Saat Presiden Joko Widodo berkunjung ke Bali beberapa waktu lalu, Wahyu masih bertugas mengamankan orang nomor satu di Republik ini.

"Dia (Wahyu) memang warga saya, tapi soal penyebab meninggalnya kata pihak keluarga karena sakit," kata Nengah, kerabat keluarga korban. 

Selengkapnya...

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya