Riwayat Hajar Aswad, Batu Surga yang Jadi Primadona Umat Muslim

Seluruh jemaah haji berebut mencium Hajar Aswad.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 14 Agu 2017, 09:46 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2017, 09:46 WIB
Terungkap, Hajar Aswad Ternyata Dijaga Selama 24 Jam
UAE President, Sheik Khalifa bin Zayed Al Nahyan (AP Photo/WAM)

Liputan6.com, Mekah - Semua umat Muslim menginginkan mencium batu Hajar Aswad. Selain wangi, batu berwarna hitam tersebut juga menjadi sunah saat seorang muslim bisa menciumnya.

Namun, tidak mudah untuk mencium batu yang diriwayatkan berasal dari surga tersebut, karena banyak orang yang berebut bisa mencium batu yang letaknya berada di salah satu sisi Kakbah ini. Bukan hanya puluhan, ribuan orang bahkan ingin menciumnya dalam waktu bersamaan.

Mereka berebut karena Nabi Muhammad SAW mencium Hajar Aswad yang terletak di sisi Kakbah. Letaknya persis di Rukun Hajar Aswad atau di sebelah pintu Kakbah. Batu hitam itu dibingkai cincin Hajar Aswad berwarna perak, dan terletak berada di ketinggian 1 meter.

"Karena mencium mengikuti tuntunan Nabi Muhammad SAW, bukan karena ada fadilahnya. Rasulullah mencium Hajar Aswad didasari pada ketaatan dan kepatuhan kepada Allah," kata Konsultan Bimbingan Ibadah Haji Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), Profesor Aswadi, di Mekah, Senin (14/8/2017).

Aswadi mengisahkan, sahabat Nabi Muhammad SAW, Umar bin Kathab, pernah berkata jika bukan karena Nabi Muhammad mencium Hajar Aswad maka ia tidak akan melakukannya.

"Sesungguhnya aku menciummu dan aku tahu bahwa engkau hanyalah batu. Seandainya aku tidak melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menciummu, maka tentu aku tidak akan menciummu," kata dia.

Berdasarkan pernyataan itu, Aswadi menjelaskan, mencium Hajar Aswad adalah murni karena kepatuhan. "Bukan karena nafsu, tapi berdasarkan dari wahyu Allah SWT," jelas dia.

Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel ini menjelaskan, Hajar Aswad mengandung banyak rahasia, di antaranya warna aslinya yang putih bisa berubah menjadi hitam.

"Itu sama dengan perilaku manusia. Bahwa manusia diciptakan oleh Allah, tetapi karena dorongan manusia ingin melampaui batas maka dari itu menjadi ternoda," kata Aswadi.

 

Saksikan video di bawah ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya