Liputan6.com, Jakarta Salah satu peristiwa paling kelam dalam sejarah Islam terjadi pada tahun 317 Hijriah (930 Masehi) ketika Hajar Aswad, batu suci yang terletak di sudut Ka'bah, dicuri.
Peristiwa ini bukan hanya pencurian biasa, melainkan tindakan keji yang dilakukan oleh kelompok Qarmatian, sebuah kelompok Syiah Ismailiyah yang dipimpin oleh Abu Tahir Al-Qarmuthi. Mereka datang dari Bahrain, berpura-pura menunaikan ibadah haji, namun di balik kedok suci itu tersimpan niat jahat yang mengerikan.
Kedatangan mereka ke Makkah berujung pada pembantaian massal jemaah haji yang diperkirakan mencapai 30.000 jiwa. Selain itu, mereka juga merusak Ka'bah dengan merobek kiswah, mencuri barang-barang berharga, mengambil talang emas, dan yang paling mengejutkan, mencuri Hajar Aswad.
Advertisement
Tragedi ini begitu mengerikan, ribuan mayat bahkan dibuang ke sumur Zamzam. Abu Tahir menugaskan Ja'far bin Ilaj untuk menjalankan misi pencurian batu suci tersebut. Setelah berhasil mencuri Hajar Aswad, batu tersebut dibawa ke Masjid al-Dirar di al-Hasa, Bahrain.
Tujuannya? Memindahkan pusat ibadah Islam dari Makkah. Kejadian ini mengakibatkan ibadah haji dihentikan selama delapan tahun lamanya karena rasa takut dan trauma yang mendalam menyelimuti umat Muslim di seluruh dunia.
Simak kisah lengkapnya yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (27/3/2025).
Sejarah Hajar Aswad: Dari Surga hingga Ka'bah
Sebelum membahas pencuriannya, mari kita kilas balik sejarah Hajar Aswad. Batu ini dipercaya oleh umat Islam sebagai batu surgawi yang diberikan oleh Allah SWT. Dalam berbagai riwayat, disebutkan bahwa Hajar Aswad merupakan batu pertama yang diletakkan oleh Nabi Ibrahim AS saat membangun Ka'bah.
Warnanya hitam pekat, konon karena tersentuh oleh dosa manusia selama berabad-abad. Namun, keaslian dan sejarah Hajar Aswad tetap menjadi bagian dari iman dan keyakinan umat Islam.
Hajar Aswad telah menjadi pusat ibadah dan simbol persatuan bagi umat Islam selama berabad-abad. Setiap tahun, jutaan jemaah haji datang ke Makkah untuk melakukan tawaf, mengelilingi Ka'bah dan mencium Hajar Aswad sebagai tanda penghormatan dan pengabdian kepada Allah SWT.
Advertisement
23 Tahun Hilang: Misteri Pengembalian Hajar Aswad
Hajar Aswad telah hilang dari Ka'bah selama sekitar 23 tahun sebelum dikembalikan pada tahun 953 Masehi. Melansir Siakap Keli, sejarawan menyebut jika kelompok Qaramitah dilaporkan sempat meminta uang tebusan kepada Bani Abbasiyah saat Hajar Aswad hendak dikembalikan.
Pengembalian batu itu pun dilakukan dengan cara dilempar, sehingga batu tersebut pecah menjadi delapan bagian. Tak lama setelah itu, Hajar Aswad juga hampir dihancurkan oleh seseorang pada abad ke-11, tetapi upaya tersebut digagalkan. Pelakunya dibunuh di tempat kejadian oleh penjaga yang melindungi Hajar Aswad.
Peristiwa Menyayat Hati Bagi Umat Islam
Pencurian Hajar Aswad menjadi peristiwa yang sangat menyayat hati dan meninggalkan luka mendalam bagi umat Muslim. Selama berabad-abad, Hajar Aswad telah menjadi saksi bisu sejarah Islam, menyaksikan kebesaran dan kejayaan, serta kesedihan dan penderitaan umat.
Kehilangannya selama 23 tahun merupakan pukulan besar bagi spiritualitas dan persatuan umat Islam di seluruh dunia. Ibadah haji tetap dilaksanakan di Masjidil Haram, meskipun tanpa kehadiran Hajar Aswad.
Advertisement
