Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan, Nila Farid Moeloek, mengingatkan seluruh jemaah yang sedang melaksanakan ibadah haji agar berhati-hati dengan kemungkinan penyakit Mers-COV.
Nila menyarankan semua jemaah haji memakai masker pelindung hidung dan mulut saat berada di keramaian, seperti Masjid Nabawi dan Masjidil Haram. Tak hanya itu, Menkes juga mengimbau agar seluruh jemaah haji ikut serta memahami etika kesehatan dasar saat bersin atau batuk.
Dalam siaran pers yang diterima Health-Liputan6.com, Minggu (13/8/2017), Menkes juga menyampaikan berita di media massa yang menyebutkan, ada dua kasus baru Mers-COV yang menimpa ekspatriat wanita berusia 38 dan 42 tahun. Keduanya didiagnosis positif virus Mers di Dawmat Al-Jandal di Provinsi Al-Jouf. Kejadian ini ditemukan di Utara Saudi, di luar kota haji, beberapa ratus kilometer dari Mekah.
Advertisement
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan dr. M. Subuh, MPPM menjelaskan, kasus Mers-COV secara sporadis memang terjadi di Saudi dan seringkali berupa infeksi nosokomial di kalangan pekerja medis pada fasilitas pelayanan kesehatan yang merawat pasien Mers-COV.
Menyikapi pemberitaan media tentang adanya kasus Mers di atas, Kepala Pusat Kesehatan Haji Indonesia, Eka Jusuf Singka, meminta seluruh petugas kesehatan haji di Arab Saudi untuk mengoptimalkan upaya promotif dan preventif kepada jemaah haji yang berada di Mekah maupun yang masih di Madinah.
“Jemaah juga diharuskan mencuci tangan dengan sabun, terutama setelah berada di WC umum atau toilet umum. Jangan menggosok-gosokkan tangan ke mata atau hidung jika tangan belum dicuci dengan sabun”, tegas dr. Eka.
Lebih lanjut, Kapuskes Haji juga mengingatkan agar jemaah haji tidak berfoto-foto dekat unta. Sebab, unta dicurigai sebagai medium penularan virus Mers-COV.
Berdasarkan konfirmasi laboratorium, hingga saat ini seluruh pasien jemaah haji Indonesia yang dirujuk ke RSAS tidak ada yang terindikasi Mers-COV.