Liputan6.com, Jakarta - Bareskrim Polri memeriksa kader Partai Gerindra Savitri Wiguna terkait kasus pelaporan Ketua Fraksi Partai Nasdem Viktor Laiskodat yang diajukan Ketua DPP Gerindra Iwan Sumule.
Usai diperiksa, Savitri mengaku dicecar 15 pertanyaan oleh penyidik Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri.
"Ditanya soal dampak, tahu video (Viktor) dari mana, kemudian yang bicara di video itu apa, sumber videonya dari mana, apakah di ruang terbuka atau tertutup, itu aja," kata Savitri di Bareskrim Polri, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (15/9/2017).
Advertisement
Savitri mengaku, diperiksa untuk memperkuat keterangan saksi pelapor untuk laporan terhadap Viktor Laiskodat.
Menurutnya, sampai saat ini laporan tersebut masih dalam tahap penyelidikan. Ia pun mempertanyakan sikap penyidik yang terkesan lamban dalam menindaklanjuti laporan terhadap Viktor Laiskodat.
"Sebenarnya dari awal, ada beberapa perlakuan yang berbeda. Disamping juga laporan-laporan terhadal Novel, Jonru yang sangat direspons cepat. Ya kami cukup menyayangkan juga lambannya proses tersebut," ucap Savitri.
Saksikan video menarik di bawah ini:
Â
Dilaporkan 4 Agustus
Sebelumnya, Ketua Fraksi Partai Nasdem di DPR Victor Laiskodat resmi dilaporkan ke Bareskrim Polri, Jumat 4 Agustus 2017 lalu, terkait ucapannya saat berpidato di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pelapornya adalah kader Partai Gerindra Iwan Sumule. Laporan itu tertuang dalam LP/773/VIII/2017/Bareskrim. Victor dilaporkan atas dugaan pelanggaran pasal 28 ayat 2 UU ITE , pasal 156 KUHP dan UU 40 tahun 2008 tentang Diskriminasi.
"Kami hanya menyerahkan bukti yang diminta, kami menyertakan video yang disampaikan Victor dan beberapa berita di online," kata Iwan di Gambir, Jakarta Pusat, Jumat 4 Agustus 2017.
Menurut Iwan, ada beberapa bagian kalimat Victor yang dipersoalkan. Pertama, kata dia, soal adanya dugaan Victor memprovokasi rakyat untuk saling bunuh.
"Di mana Victor (diduga) mengatakan kalau dia yang datang ke kita daripada kita dibunuh, dibunuh duluan," ucap Iwan.
Selain itu, Iwan mengatakan, Victor menuduh beberapa partai termasuk Gerindra yang dianggap paling nomor satu sebagai pendukung ekstrimis mewujudkan khilafah.
"Itu menurut saya sebuah kebohongan. Di visi misi Gerindra sangat jelas mempertahankan kedaulatan dan tegaknya NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945," terang Iwan.
Advertisement