Liputan6.com, Jakarta - Pidato kader Partai Nasdem, Viktor Laiskodat, diduga mengandung ujaran kebencian. Kasus ini kemudian bergulir ke kepolisian. Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin menilai masyarakat tidak perlu reaktif.
Dia juga mengimbau pihak terkait tidak menggerakkan massa untuk memprotes Viktor.
"MUI menganggap umat jangan dilibatkan. Diselesaikan saja baik melalui jalur politik maupun hukum, tapi kalau ada ormas yang mau silakan saja," kata Ma'ruf di Kantor PBNU, Jalan Kramat, Jakarta Pusat, Kamis 10 Agustus 2017.
Advertisement
Menurut dia, hal ini adalah urusan antarpartai dan jangan melibatkan pihak lain.
"Itu urusan partai dengan partai. Bangsa ini harus ditenangkan. Umat jangan diprovokasi, kami minta diselesaikan," jelas Ma'ruf.
Sebelumnya, ancaman aksi massa datang dari Front Pembela Islam. Pentolan FPI Rizieq Shihab, meminta pengadilan atas Viktor Laiskodat yang dinilai menistakan agama.
"Insya Allah, jika proses hukum berjalan adil dan jujur sesuai aturan yang berlaku di NKRI, maka Kasus Vecky (Viktor) tidak akan jadi kegaduhan nasional. Namun hati-hati, jika kasus Vecky dipolitisasi untuk melindungi penista agama, maka jangan salahkan umat Islam jika terpaksa harus kembali menggelar Aksi Besar Bela Islam jilid kedua," kata Rizieq dalam rekaman tersebut, Rabu 9 Agustus 2017.
Pernyataan lewat unggahan maya tersebut pun senada oleh Wakil Sekretaris Jenderal Front Pembela Islam Jafar Sidiq kala pertemuan bersama Wakil Ketua DPR Fadli Zon dengan organisasi Islam seperti FPI, FUI, dan Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia.
"Kami minta Viktor Laiskodat diberhentikan. Tatkala hal ini dibiarkan lalu dengan alasan imunitas nantinya akan mengakibatkan Aksi Bela Islam yang berikutnya," tegas Jafar, Kamis 10 Agustus 2017.
Saksikan video berikut ini: