Liputan6.com, Tangerang - Surnah, meski usianya masih 14 tahun, nekat bekerja di pabrik kembang api demi membantu kehidupan ibunya. Ditinggal ayahnya meninggal dunia, menjadikan anak semata wayang ini keluar dari bangku sekolah untuk membantu keuangan keluarga.
Surnah adalah salah satu korban tewas akibat kebakaran pabrik kembang api di Desa Cengklong Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang.
Tuti, ibu kandung mendiang Surnah menceritakan, semenjak ditinggal pergi ayahnya saat dia kelas 2 SMP, Surnah langsung berhenti sekolah. Bukan karena disuruh, melainkan keinginannya karena kasihan terhadap Tuti, yang kerja serabutan untuk menyekolahkannya.
Advertisement
"Dia bilang kasihan sama saya, akhirnya dia berhenti sekolah," ujar Tuti.
Keinginan Surnah untuk bekerja sebenarnya sudah lama diutarakan, semenjak putus sekolah. Surnah, kata Tuti, tak mau menganggur di rumah dan hanya melihat ibunya banting tulang.
Sehari-hari Tuti hanya buruh kasar yang mencari penghasilan dari suruhan mencuci baju para tetangganya. "Makanya dia bilang ingin kerja, cari duit buat jajan sendiri dan saya," ujar Tuti.
Kemudian, 1,5 bulan lalu ketika pabrik kembang api di dekat rumahnya itu buka, Surnah langsung berniat kerja di sana. Apalagi pabrik itu tak memerlukan ijazah seperti pabrik pada umumnya.
Surnah, diceritakan Tuti, mengaku senang mendapat gaji Rp 20 hingga Rp 25 ribu per hari, yang diberikan per minggu.
Namun, tak disangka tempat pekerjaannya itulah yang merenggut nyawa Surnah. Tuti pun ikhlas, dan yang terpenting baginya jasad Surnah bisa ditemukan dan dimakamkan.
"Ikhlas Insyaallah. Tugas dunia saya untuknya selesai, mudah-mudahan Unah tenang di alam sana," doa Tuti untuk anaknya.
Saksikan video di bawah ini: