Liputan6.com, Jakarta - Dewan Pembina Partai Golkar menggelar rapat internal di Gedung Bakrie Tower, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (24/11/2017). Rapat internal ini dikabarkan membahas soal nasib Setya Novanto sebagai Ketua Umum Golkar.
Pantauan Liputan6.com, rapat dipimpin oleh Aburizal Bakrie yang dimulai pukul 16.36 WIB. Awak media yang sempat berada dalam ruang rapat, diminta untuk keluar dari area.
Sesaat sebelum awak media keluar dari ruang rapat, hadir Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Golkar, Idrus Marham. Saat datang, Idrus menyalami semua dewan pembina yang telah hadir lebih dahulu dalam ruang rapat.
Advertisement
Rencananya, usai menggelar rapat internal ini, Dewan Pembina Partai Golkar akan menggelar konferensi pers. Namun, tidak diketahui secara rinci rapat internal tersebut selesai digelar.
Selain Ical, rapat di Bakrie Tower dihadiri oleh Sekretaris Dewan Pembina Fadel Muhammad. Terlihat juga Wakil Ketua Dewan Pembina Golkar Theo L Sambuaga, Sharif Cicip Soetardjo, dan anggota Dewan Pembina Hafiz Zawawi.
Hadir pula dalam kesempatan ini, Lalu Mara, Mustahid Astari, Fahmi Idris, Irsyad Djuweli, Subiyakto, Rully CA, Paskah Suzetta, dan Thomas Suyatno, Astahid M.
Bahas Munaslub
Sebelumnya, Sekretaris Dewan Pembina Partai Golkar Fadel Muhammad mengatakan, elite partainya akan berkumpul membahas beberapa hal pada hari ini. Salah satu agenda, menurut Fadel, membicarakan musyawarah nasional luar biasa (Munaslub).
"Besok kita dewan pembina kumpul di Bakrie Tower. Kita rapat dan juga membahas munas," kata Fadel kepada Liputan6.com di Jakarta, Kamis (23/11/2017).
Saat ini, Golkar dipimpin Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum yang dijabat Idrus Marham. Menurut Fadel, AD/ART Golkar tidak secara spesifik menjelaskan soal plt ketua umum.
Namun, ia menilai hal tersebut bisa saja dilakukan dalam sebuah organisasi termasuk partai politik. Hanya saja, keberadaan plt ketua umum tetap mengganjal.
"Tapi untuk legitimasi di KPU untuk ikut pemilu (pilkada) harus sesuai AD/ART partai," beber dia.
Karena itu, Fadel menekankan, Golkar harus berpikir untuk menggelar munaslub. Terlebih, banyak agenda politik ke depan, termasuk pilkada serentak 2018 serta Pileg dan Pilpres 2019.
"Makanya, sekarang kita fokus untuk mempersiapkan munaslub. Kalau plt kan ditunjuk sampai 30 (November), menunggu putusan praperadilan," ujar Fadel.
Â
Advertisement