Gunung Agung Meletus, Desa Ini Sepi Ditinggal Penghuninya

Tak ada kendaraan yang hilir mudik. Bahkan, ada kendaraan yang dibiarkan terparkir di dekat rumah.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 26 Nov 2017, 18:27 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2017, 18:27 WIB
Gunung Agung
Pemandangan Gunung Agung yang mengeluarkan abu vulkanik di Kecamatan Kubu, Karangasem, Bali, Minggu (26/11). Semburan asap dan abu vulkanik Gunung Agung mencapai ketinggian 1.500 meter dari puncak Gunung Agung. (AFP/Sonny Tumbelaka)

Liputan6.com, Bali - Letusan freaktif yang terjadi terus-menerus di Gunung Agung membuat warga di sekitar kawasan gunung itu mengungsi. Tak terkecuali di Desa Sebudi.

Pantauan Liputan6.com, Minggu (26/11/2017) di lokasi, suasana di desa tersebut sudah sunyi. Tak ada kendaraan yang hilir mudik. Bahkan, ada kendaraan yang dibiarkan terparkir di dekat rumah.

Sementara itu, di rumah penduduk juga sudah banyak menghidupkan lampu depannya, walaupun hari masih siang. Namun, pagar rumah sudah ditutup. Hanya anjing yang dibiarkan ada.

Di sekitar Desa Sebudi juga masih terlihat daun-daun yang terkena abu vulkanik Gunung Agung. Salah seorang warga yang sempat melihat keadaan rumahnya membenarkan para penduduk sudah meninggalkan kediaman mereka.

"Ini mau ngambil sesuatu dulu di rumah. Iya memang, sudah ngungsi dari jam 01.00 Wita (Minggu dini hari) tadi. Pada takut, soalnya hujan abu tipis-tipis," ucap Wayan Simpen di lokasi.

Dia pun menyebut, warga menyebar untuk mengungsi. Warga tidak hanya di satu titik.

"Nyebar, Pak. Saya di Tebula, ada juga yang di Klungkung. Kalau punya saudara di Singaraja, di sana mereka," tutur Wayan Simpen.

Sementara itu, di desa dekat Sebudi, seperti Desa Pakraman Selat, kemudian Amerta Buana, juga terlihat sedang bersiap-siap mengungsi. Ada yang memindahkan barangnya ke dalam truk. Ada juga yang menggunakan kendaraan pribadi mereka.

Gunung Agung terus mengalami erupsi sejak erupsi freatik pertama pada Sabtu (25 November 2017) pukul 17.30 Wita. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, erupsi terakhir terjadi Minggu (26/11/2017).

Abu Vulkanik Mengarah ke Timur

Peristiwa itu berlangsung pada pukul 05.05 Wita. Sutopo mengungkapkan, tinggi kolom abu kelabu gelap bertekanan sedang mencapai 2.000 meter. Selanjutnya, ketinggian mencapai 3.000 meter pada pukul 05.45 Wita.

Pukul 06.20 Wita tinggi erupsi Gunung Agung mencapai 3.000 meter hingga 4.000 meter dari puncak mengarah ke tenggara dengan kecepatan 18 km per jam.

"Analisis sebaran abu vulkanik dari satelit Himawari BMKG menunjukkan bahwa sebaran abu mengarah ke Timur hingga Tenggara menuju ke daerah Lombok," kata Sutopo dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/11/2017).

Ia menjelaskan, sifat dan arah sebaran abu vulkanik tergantung dari arah angin. Hujan abu dilaporkan terjadi di beberapa tempat seperti di Desa Duda Utara, Desa Duda Timur, Desa Pempetan, Desa Besakih, Desa Sideman, Desa Tirta Abang, Desa Sebudi, Desa Amerta Bhuana di Klungkung.

Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana dan Geologi (PVMBG) menaikkan peringatan penerbangan dari Orange (oranye) menjadi Red (merah).

Status Gunung Agung sendiri masih Siaga (level 3). Sutopo mengatakan, masyarakat direkomendasikan berada di luar radius 6-7,5 km dari puncak kawah.

"Masyarakat yang masih ada di dalam radius berbahaya segera mengungsi dengan tertib," ujar Sutopo.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya