Pengungsi Erupsi Gunung Agung Mulai Terkena ISPA

Sebagian pengungsi Gunung Agung yang mengalami ISPA telah dibawa ke puskesmas.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 29 Nov 2017, 14:01 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2017, 14:01 WIB
Gunung Agung
Warga saat dievakuasi menaiki truk selama erupsi Gunung Agung di Desa Jungutan di wilayah Karangasem, Bali (28/11). Berdasarkan perkiraan BNPB, sekitar 40.000 warga desa di sekitar Gunung Agung teelah mengungsi. (Liputan6.com/Dewi Divianta)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan (Menkes) Nila F Moeloek mengungkapkan, banyak pengungsi yang terdampak erupsi Gunung Agung Bali, terkena penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Namun, Nila menyebut masalah tersebut telah teratasi.

"Pengungsi kebanyakan masalahnya ISPA. Yang terakhir saya terima di puskesmas, banyak ISPA," ujar Nila Moeloek di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (29/11/2017).

Menurut dia, sebagian pengungsi yang mengalami ISPA telah dibawa ke puskesmas. Nila juga menjelaskan kebanyakan pengungsi yang terserang ISPA adalah orang tua. Namun, mereka kini telah mendapat perawatan medis di Rumah Sakit di Karangasem, Bali.

"Tapi semua teratasi. Mereka (tenaga medis) sistemnya sudah siap. Dan nomor darurat 119 juga sudah siap. Bahan-bahan juga lengkap," ucapnya.

Dia pun menegaskan bahwa penanganan terhadap pengungsi Gunung Agung sudah dimulai sebelum erupsi terjadi. Untuk itu, menurut Nila, sistem penangannya sudah terbentuk dengan baik.

"Soal kesehatan, kita kan mulainya bukan sekarang. Dari sebelumnya kan sudah mulai jaga. Sistemnya sudah terbentuk, insyaallah sudah bisa diatasi jangan sampai terjadi sesuatu," ujar dia.

Erupsi Gunung Agung kembali terjadi pada 28 November 2017. Akibatnya, abu vulkanik Gunung Agung saat ini masih berada di ketinggian 25 ribu kaki. Abu itu terus bergerak ke arah selatan-barat daya.

 

Ngurah Rai Masih Ditutup

"Abu vulkanik di ketinggian 25 ribu feet bergerak ke selatan-barat daya," tulis Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam akun Twitternya.

Menurut Sutopo, pergerakan abu vulkanik Gunung Agung itu lantaran mengikuti siklon badai Cempaka. "Mengikuti tarikan siklon Cempaka," tulis Sutopo.

Akibat abu vulkanik Gunung Agung ini, penutupan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai diperpanjang hingga 30 November 2017 pukul 07.00 Wita.

Saat ini, keberadaan badai Cempaka ada di Pulau Jawa sisi selatan. Pusat tekanan rendah ini memicu munculnya gelombang tinggi dan berpotensi menyebabkan cuaca ekstrem, terutama di Pulau Jawa bagian selatan, terutama di Kabupaten Banyumas, Cilacap, dan Kebumen, Jawa Tengah.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya