Cara Sholat Idul Adha: Panduan Lengkap Sesuai Sunnah

Simak tata cara sholat Idul Adha yang benar dan lengkap, mulai dari niat, takbiratul ihram, takbir tambahan hingga khutbah Idul Adha, untuk pelaksanaan ibadah yang khusyuk.

oleh Woro Anjar Verianty Diperbarui 04 Apr 2025, 21:00 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2025, 21:00 WIB
Idul Adha Muhammadiyah
Kepala Kantor Masjid Agung Al-Azhar, Iding, menyatakan belasan ribu jemaah mengikuti sholat Idul Adha pada pagi yang cerah ini. (Liputan6.com/Faizal Fanani)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Idul Adha sebagai salah satu hari besar dalam Islam memiliki rangkaian ibadah yang penting untuk diketahui umat Muslim. Salah satu ibadah utama yang disunnahkan pada hari raya ini adalah melaksanakan sholat Idul Adha. Cara sholat Idul Adha memiliki kekhususan tersendiri yang berbeda dengan sholat sunnah lainnya, sehingga penting bagi setiap Muslim untuk memahami tata caranya dengan benar sesuai dengan tuntunan syariat.

Memahami cara sholat Idul Adha menjadi kewajiban bagi setiap Muslim agar pelaksanaan ibadah pada hari yang mulia ini dapat dilakukan dengan sempurna. Dalam pelaksanaannya, sholat Idul Adha dilakukan sebanyak dua rakaat dengan tambahan takbir pada rakaat pertama dan kedua. Selain itu, terdapat pula berbagai amalan sunnah yang menyertainya seperti takbiran, mandi sebelum berangkat ke tempat sholat, dan mengenakan pakaian terbaik sebagai bentuk penghormatan terhadap hari yang istimewa ini.

Bagi umat Muslim yang ingin melaksanakan sholat Idul Adha dengan sempurna, mengetahui tata cara sholat Idul Adha beserta bacaan doa dan niat yang benar sangatlah penting. Artikel ini akan membahas secara rinci panduan lengkap cara sholat Idul Adha mulai dari niat, bacaan takbir, gerakan sholat, hingga amalan sunnah yang dianjurkan pada hari raya kurban. Dengan memahami panduan ini, diharapkan ibadah sholat Idul Adha dapat dilaksanakan dengan khusyuk dan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW.

Berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber informasi lengkapnya, pada Jumat (4/4).

Pengertian dan Waktu Pelaksanaan Sholat Idul Adha

Sholat Idul Adha merupakan sholat sunnah yang dilaksanakan pada hari raya kurban atau Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah setiap tahunnya. Sholat ini termasuk dalam kategori sholat sunnah muakkad (sangat dianjurkan) yang dilaksanakan umat Muslim sebagai bentuk syukur atas nikmat Allah SWT dan memperingati pengorbanan Nabi Ibrahim AS.

Dalam pelaksanaannya, sholat Idul Adha dilakukan berjamaah pada pagi hari setelah matahari terbit hingga sebelum tergelincir (waktu dhuhur). Namun, waktu yang paling utama untuk melaksanakan sholat Idul Adha adalah ketika matahari sudah naik kira-kira setinggi satu tombak dalam pandangan mata, atau sekitar 20-30 menit setelah matahari terbit. Berbeda dengan sholat Idul Fitri yang disunnahkan untuk ditunda pelaksanaannya, sholat Idul Adha justru dianjurkan untuk dilaksanakan lebih awal.

Alasan dianjurkannya pelaksanaan sholat Idul Adha di awal waktu adalah untuk memberikan kesempatan yang luas bagi jamaah yang hendak menyembelih hewan kurban setelah sholat. Hal ini sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW yang mengajarkan bahwa penyembelihan hewan kurban sebaiknya dilakukan setelah sholat Idul Adha.

Tempat pelaksanaan sholat Idul Adha dapat dilakukan di masjid, lapangan terbuka, atau tempat khusus yang telah ditentukan oleh penyelenggara. Namun, sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, lebih diutamakan pelaksanaannya di tanah lapang (musholla) sebagai bentuk syiar Islam yang lebih luas.

Niat Sholat Idul Adha

Seperti halnya ibadah lain dalam Islam, niat merupakan syarat wajib dalam pelaksanaan sholat Idul Adha. Niat sholat Idul Adha memiliki lafadz yang berbeda antara imam dan makmum. Niat ini diucapkan dalam hati bersamaan dengan takbiratul ihram di awal sholat.

Berikut adalah bacaan niat sholat Idul Adha untuk imam:

أُصَلَّى سُنَّةً لِعِيْدِ الْأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ إِمَامًا لِلَّهِ تَعَالَى اللَّهُ أَكْبَرُ.

Ushalli sunnatal li'idil adha rakataini mustaqbilal qiblati imåman lillahi ta'ala. Allahu Akbar...

Artinya: "Aku niat sholat sunah Idul Adha dua rakaat dengan menghadap kiblat sebagai imam karena Allah Taala. Allahu Akbar...."

Sedangkan bacaan niat sholat Idul Adha untuk makmum adalah sebagai berikut:

أُصَلَّى سُنَّةً لِعِيْدِ الْأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَأْمُوْمًا لِلَّهِ تَعَالَى اللَّهُ أَكْبَرُ.

Ushalli sunnatal li'idil adha rakataini mustaqbilal qiblati ma'mûman lillahi ta'ala. Allahu Akbar...

Artinya: "Aku niat sholat sunah Idul Adha dua rakaat dengan menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah Taala. Allahu Akbar...."

Perbedaan antara niat imam dan makmum hanya terletak pada kata "imaman" (sebagai imam) dan "ma'muman" (sebagai makmum). Penting untuk diingat bahwa niat ini diucapkan dalam hati dan tidak perlu dilafalkan dengan suara keras.

Tata Cara Sholat Idul Adha Rakaat Pertama

Sholat Idul Adha di Masjid Agung Al-Azhar
Daging kurban dibagikan kepada masyarakat maupun karyawan YPI Al-Azhar. (Liputan6.com/Herman Zakharia)... Selengkapnya

Sholat Idul Adha memiliki kekhususan tersendiri dibandingkan dengan sholat-sholat lainnya, terutama dalam jumlah takbir tambahan yang dilakukan. Pada rakaat pertama, setelah takbiratul ihram, jamaah melakukan 7 kali takbir tambahan sebelum membaca surat Al-Fatihah. Berikut adalah urutan tata cara sholat Idul Adha pada rakaat pertama secara lengkap:

1. Membaca niat sholat Idul Adha dalam hati bersamaan dengan takbiratul ihram.

2. Melakukan takbiratul ihram dengan mengangkat kedua tangan sambil mengucapkan:

اللهُ اَكْبَرُ

Allāhu akbar

Artinya: "Allah Maha Besar"

3. Melakukan takbir tambahan sebanyak 7 kali dengan mengangkat kedua tangan setiap kali takbir dan mengucapkan:

اللهُ اَكْبَرُ

Allāhu akbar

4. Di setiap jeda antara takbir, disunnahkan untuk membaca zikir:

سُبْحَانَ اللهِ وَالحَمْدُ لِلهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إلَّا بِاَللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ

Subhânallâh, walhamdulillâh, walâ ilâha illallâh, wallâhu akbar, wa lâ haula walâ quwwata illâ billâhil 'aliyyil azhîm.

Artinya: "Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar, dan tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung."

5. Setelah takbir ke-7, membaca surat Al-Fatihah secara lengkap:

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ

ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

مَٰلِكِ يَوْمِ ٱلدِّينِ

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ

صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ

Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm. Al-ḥamdu lillāhi rabbil-'ālamīn. Ar-raḥmānir-raḥīm. Māliki yaumid-dīn. Iyyāka na'budu wa iyyāka nasta'īn. Ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm. Ṣirāṭallażīna an'amta 'alaihim gairil-magḍụbi 'alaihim wa laḍ-ḍāllīn.

Artinya: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. (Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat."

6. Setelah membaca Al-Fatihah, dilanjutkan dengan membaca surat Al-A'la secara lengkap:

سَبِّحِ ٱسْمَ رَبِّكَ ٱلْأَعْلَى

ٱلَّذِى خَلَقَ فَسَوَّىٰ

وَٱلَّذِى قَدَّرَ فَهَدَىٰ

وَٱلَّذِىٓ أَخْرَجَ ٱلْمَرْعَىٰ

فَجَعَلَهُۥ غُثَآءً أَحْوَىٰ

سَنُقْرِئُكَ فَلَا تَنسَىٰٓ

إِلَّا مَا شَآءَ ٱللَّهُ ۚ إِنَّهُۥ يَعْلَمُ ٱلْجَهْرَ وَمَا يَخْفَىٰ

وَنُيَسِّرُكَ لِلْيُسْرَىٰ

فَذَكِّرْ إِن نَّفَعَتِ ٱلذِّكْرَىٰ

سَيَذَّكَّرُ مَن يَخْشَىٰ

وَيَتَجَنَّبُهَا ٱلْأَشْقَى

ٱلَّذِى يَصْلَى ٱلنَّارَ ٱلْكُبْرَىٰ

ثُمَّ لَا يَمُوتُ فِيهَا وَلَا يَحْيَىٰ

قَدْ أَفْلَحَ مَن تَزَكَّىٰ

وَذَكَرَ ٱسْمَ رَبِّهِۦ فَصَلَّىٰ

بَلْ تُؤْثِرُونَ ٱلْحَيَوٰةَ ٱلدُّنْيَا

وَٱلْءَاخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰٓ

إِنَّ هَٰذَا لَفِى ٱلصُّحُفِ ٱلْأُولَىٰ

صُحُفِ إِبْرَٰهِيمَ وَمُوسَىٰ

Sabbiḥisma rabbikal-a'lā. Allażī khalaqa fa sawwā. Wallażī qaddara fa hadā. Wallażī akhrajal-mar'ā. Fa ja'alahụ guṡāan aḥwā. Sanuqriuka fa lā tansā. Illā mā syāallāh, innahụ ya'lamul-jahra wa mā yakhfā. Wa nuyassiruka lil-yusrā. Fa żakkir in nafa'atiż-żikrā. Sayażżakkaru may yakhsyā. Wa yatajannabuhal-asyqā. Allażī yaṣlan-nāral-kubrā. Ṡumma lā yamụtu fīhā wa lā yaḥyā. Qad aflaḥa man tazakkā. Wa żakarasma rabbihī fa ṣallā. Bal tuṡirụnal-ḥayātad-dun-yā. Wal-ākhiratu khairuw wa abqā. Inna hāżā lafiṣ-ṣuḥufil-ụlā. Ṣuḥufi ibrāhīma wa mụsā.

Artinya: "Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi, yang menciptakan, dan menyempurnakan (penciptaan-Nya), dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk, dan yang menumbuhkan rumput-rumputan, lalu dijadikan-Nya rumput-rumput itu kering kehitam-hitaman. Kami akan membacakan (Al Quran) kepadamu (Muhammad) maka kamu tidak akan lupa, kecuali kalau Allah menghendaki. Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi. Dan Kami akan memberi kamu taufik ke jalan yang mudah, oleh sebab itu berikanlah peringatan karena peringatan itu bermanfaat, orang yang takut (kepada Allah) akan mendapat pelajaran, dan orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya. (Yaitu) orang yang akan memasuki api yang besar (neraka). Kemudian dia tidak akan mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup. Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang. Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa."

7. Setelah membaca surat, lalu rukuk dengan tuma'ninah (tenang) sambil membaca tasbih rukuk sebanyak 3 kali:

سُبْحَانَ رَبِّي الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ

Subḥāna rabbiyal 'aẓīmi wa biḥamdih.

Artinya: "Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung dan dengan segala puji-Nya."

8. Kemudian i'tidal (berdiri tegak setelah rukuk) dengan tuma'ninah sambil membaca:

رَبَّنَا لَك الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْت مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ

Rabbanā lakal ḥamdu mil'as samāwāti wa mil'al arḍi wa mil'a mā syi'ta min syay'in ba'du.

Artinya: "Ya Tuhan kami, bagi-Mu segala puji, sepenuh langit dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa saja yang Engkau kehendaki sesudah itu."

9. Selanjutnya melakukan sujud dengan tuma'ninah sambil membaca tasbih sujud sebanyak 3 kali:

سُبْحَانَ رَبِّي الأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ

Subḥāna rabbiyal a'lā wa biḥamdih.

Artinya: "Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi dan dengan segala puji-Nya."

10. Duduk di antara dua sujud dengan tuma'ninah sambil membaca doa:

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَاجْبُرْنِي وَارْفَعْنِي وَارْزُقْنِي وَاهْدِنِي وَعَافِنِي وَاعْفُ عَنِّي

Rabbighfir lī, warḥamnī, wajburnī, warfa'nī, warzuqnī, wahdinī, wa 'āfinī, wa'fu 'annī.

Artinya: "Ya Tuhanku, ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupkanlah aku, angkatlah derajatku, berilah rizki kepadaku, berilah petunjuk kepadaku, berilah kesehatan kepadaku, dan maafkanlah aku."

11. Kemudian melakukan sujud kedua dengan tuma'ninah sambil membaca tasbih sujud yang sama sebanyak 3 kali.

12. Setelah sujud kedua, duduk istirahat sejenak (duduk antara dua rakaat) selama kurang lebih 1-2 detik atau sekitar bacaan "subhanallah" satu kali, kemudian bangun untuk melaksanakan rakaat kedua dengan mengucapkan takbir.

Tata Cara Sholat Idul Adha Rakaat Kedua

Pada rakaat kedua sholat Idul Adha, terdapat 5 kali takbir tambahan yang dilakukan sebelum membaca surat Al-Fatihah. Berikut adalah urutan pelaksanaan rakaat kedua secara lengkap:

1. Bangun dari sujud rakaat pertama sambil mengucapkan takbir:

اللهُ اَكْبَرُ

Allāhu akbar

2. Setelah berdiri sempurna, lakukan takbir tambahan sebanyak 5 kali dengan mengangkat kedua tangan setiap kali takbir dan mengucapkan:

اللهُ اَكْبَرُ

Allāhu akbar

3. Di setiap jeda antara takbir, disunnahkan untuk membaca zikir yang sama seperti pada rakaat pertama:

سُبْحَانَ اللهِ وَالحَمْدُ لِلهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إلَّا بِاَللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ

Subhânallâh, walhamdulillâh, walâ ilâha illallâh, wallâhu akbar, wa lâ haula walâ quwwata illâ billâhil 'aliyyil azhîm.

4. Setelah takbir ke-5, membaca surat Al-Fatihah secara lengkap seperti pada rakaat pertama.

5. Setelah membaca Al-Fatihah, dilanjutkan dengan membaca surat Al-Ghasyiyah atau surat lain yang disunahkan. Berikut adalah bacaan surat Al-Ghasyiyah:

هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ

وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ خَاشِعَةٌ

عَامِلَةٌ نَاصِبَةٌ

تَصْلَى نَارًا حَامِيَةً

تُسْقَى مِنْ عَيْنٍ آنِيَةٍ

لَيْسَ لَهُمْ طَعَامٌ إِلَّا مِنْ ضَرِيعٍ

لَا يُسْمِنُ وَلَا يُغْنِي مِنْ جُوعٍ

وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاعِمَةٌ

لِسَعْيِهَا رَاضِيَةٌ

فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٍ

لَا تَسْمَعُ فِيهَا لَاغِيَةً

فِيهَا عَيْنٌ جَارِيَةٌ

فِيهَا سُرُرٌ مَرْفُوعَةٌ

وَأَكْوَابٌ مَوْضُوعَةٌ

وَنَمَارِقُ مَصْفُوفَةٌ

وَزَرَابِيُّ مَبْثُوثَةٌ

أَفَلَا يَنْظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ

وَإِلَى السَّمَاءِ كَيْفَ رُفِعَتْ

وَإِلَى الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْ

وَإِلَى الْأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ

فَذَكِّرْ إِنَّمَا أَنْتَ مُذَكِّرٌ

لَسْتَ عَلَيْهِمْ بِمُصَيْطِرٍ

إِلَّا مَنْ تَوَلَّى وَكَفَرَ

فَيُعَذِّبُهُ اللَّهُ الْعَذَابَ الْأَكْبَرَ

إِنَّ إِلَيْنَا إِيَابَهُمْ

ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا حِسَابَهُمْ

Hal atāka ḥadīṡul-ghāsyiyah. Wujūhuy yaumaʼiżin khāsyi'ah. 'Āmilatun nāṣibah. Taṣlā nāran ḥāmiyah. Tusqā min 'ainin āniyah. Laisa lahum ṭa'āmun illā min ḍarī'. Lā yusminu wa lā yughnī min jū'. Wujūhuy yaumaʼiżin nā'imah. Lisa'yihā rāḍiyah. Fī jannatin 'āliyah. Lā tasma'u fīhā lāghiyah. Fīhā 'ainun jāriyah. Fīhā sururum marfū'ah. Wa akwābum mauḍū'ah. Wa namāriqu maṣfūfah. Wa zarābiyyu mabṡūṡah. Afalā yanẓurūna ilal-ibili kaifa khuliqat. Wa ilas-samāʼi kaifa rufi'at. Wa ilal-jibāli kaifa nuṣibat. Wa ilal-arḍi kaifa suṭiḥat. Fa żakkir innamā anta mużakkir. Lasta 'alaihim bimuṣaiṭir. Illā man tawallā wa kafar. Fa yu'ażżibuhullāhul-'ażābal-akbar. Inna ilainā iyābahum. Ṡumma inna 'alainā ḥisābahum.

Artinya: "Sudahkah sampai kepadamu berita tentang hari kiamat? Pada hari itu banyak wajah yang tertunduk terhina, bekerja keras lagi kepayahan, memasuki api yang sangat panas (neraka), diberi minum dari sumber air yang sangat panas. Mereka tidak memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar. Pada hari itu banyak (pula) wajah yang berseri-seri, merasa senang karena usahanya, (mereka) dalam surga yang tinggi, di dalamnya tidak terdengar perkataan yang tidak berguna. Di dalamnya ada mata air yang mengalir, di dalamnya ada takhta-takhta yang ditinggikan, dan gelas-gelas yang terletak (di dekatnya), dan bantal-bantal sandaran yang tersusun, dan permadani-permadani yang terhampar. Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana ia diciptakan, dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan? Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya engkau (Muhammad) hanyalah pemberi peringatan. Engkau bukanlah orang yang berkuasa atas mereka, kecuali orang yang berpaling dan kafir, maka Allah akan mengazabnya dengan azab yang besar. Sungguh, kepada Kamilah mereka kembali, kemudian sesungguhnya kewajiban Kamilah menghisab mereka."

6. Setelah membaca surat, lalu rukuk dengan tuma'ninah sambil membaca tasbih rukuk sebanyak 3 kali seperti pada rakaat pertama.

7. Kemudian i'tidal dengan tuma'ninah sambil membaca doa i'tidal seperti pada rakaat pertama.

8. Selanjutnya melakukan sujud pertama dengan tuma'ninah sambil membaca tasbih sujud sebanyak 3 kali.

9. Duduk di antara dua sujud dengan tuma'ninah sambil membaca doa seperti pada rakaat pertama.

10. Kemudian melakukan sujud kedua dengan tuma'ninah sambil membaca tasbih sujud sebanyak 3 kali.

11. Setelah sujud kedua, duduk tasyahud akhir (tawaruk) dan membaca tasyahud akhir secara lengkap:

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ، السَّلَامُ عَلَيْك أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إنَّك حَمِيدٌ مَجِيدٌ

At-tahiyyātul mubārakātus shalawātut thayyibātu lillāh. As-salāmu 'alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullāhi wa barakātuh, as-salāmu 'alaynā wa 'alā 'ibādillahis shālihīn. Asyhadu an lā ilāha illallāh, wa asyhadu anna Muhammadan rasūlullāh. Allāhumma shalli 'alā sayyidinā Muhammad wa 'alā āli sayyidinā Muhammad, kamā shallayta 'alā sayyidinā Ibrāhīm wa 'alā āli sayyidinā Ibrāhīm; wa bārik 'alā sayyidinā Muhammad wa 'alā āli sayyidinā Muhammad, kamā bārakta 'alā sayyidinā Ibrāhīm wa 'alā āli sayyidinā Ibrāhīm. Fil 'ālamīna innaka hamīdun majīd.

Artinya: "Segala penghormatan yang berkat, shalawat dan kebaikan adalah bagi Allah. Semoga keselamatan terlimpah kepadamu wahai Nabi, begitu pula rahmat Allah dan berkah-Nya. Semoga keselamatan terlimpah kepada kami dan kepada hamba-hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Limpahkanlah berkah kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan berkah kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Di seluruh alam, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia."

12. Kemudian mengucapkan salam dengan menoleh ke kanan dan ke kiri sambil mengucapkan:

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ الله

As-salāmu 'alaikum wa rahmatullāh.

Artinya: "Semoga keselamatan dan rahmat Allah tercurah kepadamu sekalian."

Dengan mengucapkan salam, maka selesailah rangkaian sholat Idul Adha. Setelah sholat, jamaah dianjurkan untuk mendengarkan khutbah Idul Adha yang disampaikan oleh khatib.

Amalan Sunnah pada Hari Raya Idul Adha

Sholat Idul Adha di Masjid Agung Al-Azhar
Sementara itu, penyembelihan hewan kurban akan dilaksanakan pada hari Senin (17/6) di lapangan belakang Masjid Al-Azhar. (Liputan6.com/Herman Zakharia)... Selengkapnya

Selain sholat Idul Adha, terdapat beberapa amalan sunnah yang dianjurkan untuk dilakukan pada hari raya kurban. Amalan-amalan ini dapat menambah keberkahan dan keutamaan pada hari yang mulia ini. Berikut adalah beberapa amalan sunnah yang dianjurkan pada Hari Raya Idul Adha:

1. Mengumandangkan Takbir

Salah satu amalan yang sangat dianjurkan pada Hari Raya Idul Adha adalah mengumandangkan takbir. Takbir ini dilakukan mulai setelah sholat Subuh pada tanggal 9 Dzulhijjah (hari Arafah) hingga waktu Ashar pada hari terakhir Tasyriq (13 Dzulhijjah). Takbir ini dapat dilakukan setelah sholat fardhu, sholat sunnah, maupun pada waktu-waktu lainnya sebagai bentuk pengagungan terhadap Allah SWT.

Bacaan takbir Idul Adha yang umum dilantunkan adalah sebagai berikut:

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar, lā ilāha illallāh, wallāhu akbar, Allāhu akbar, wa lillāhil hamd.

Artinya: "Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tiada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, dan segala puji bagi Allah."

2. Mandi Sebelum Sholat

Sebelum berangkat ke tempat sholat Idul Adha, disunnahkan untuk mandi terlebih dahulu. Mandi ini dilakukan dengan niat untuk sholat Idul Adha sebagai bentuk persiapan diri dalam menyambut hari raya yang penuh berkah. Mandi ini memiliki keutamaan yaitu untuk membersihkan diri secara lahir dan batin sebelum menghadap Allah SWT dalam ibadah sholat.

3. Berhias dan Mengenakan Pakaian Terbaik

Pada Hari Raya Idul Adha, umat Muslim dianjurkan untuk berhias diri dengan mengenakan pakaian terbaik yang dimiliki. Selain itu, disunahkan pula untuk memakai wewangian, memotong kuku, dan menghilangkan bau-bau yang tidak sedap. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap hari raya dan juga untuk menjalankan sunnah Rasulullah SAW yang selalu tampil dengan penampilan terbaik saat hari raya.

4. Berangkat dan Pulang Melalui Jalan yang Berbeda

Saat berangkat dan pulang dari tempat sholat Idul Adha, disunahkan untuk menempuh jalan yang berbeda. Artinya, jalan yang dilewati saat berangkat ke tempat sholat sebaiknya berbeda dengan jalan yang dilewati saat pulang. Hal ini sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW yang mengajarkan kepada umatnya untuk memperbanyak tempat yang menjadi saksi atas ibadah yang dilakukan.

5. Tidak Makan Sebelum Sholat

Berbeda dengan Idul Fitri di mana disunahkan untuk makan terlebih dahulu sebelum berangkat sholat, pada Idul Adha justru dianjurkan untuk tidak makan terlebih dahulu. Umat Muslim disunahkan untuk makan setelah sholat Idul Adha selesai, terutama dengan daging kurban yang telah disembelih. Namun, jika memang sangat lapar, diperbolehkan untuk makan sedikit sebagai pengganjal perut.

6. Mengucapkan Tahniah (Ucapan Selamat)

Setelah melaksanakan sholat Idul Adha, disunahkan untuk saling mengucapkan selamat Hari Raya Idul Adha atau tahniah. Ucapan selamat ini biasanya disertai dengan berjabat tangan sebagai bentuk silaturahmi dan saling memaafkan. Hal ini dilakukan untuk mempererat persaudaraan dan kasih sayang antar sesama umat Muslim.

7. Mendengarkan Khutbah

Setelah selesai sholat Idul Adha, jamaah dianjurkan untuk tetap berada di tempat sholat untuk mendengarkan khutbah Idul Adha yang disampaikan oleh khatib. Khutbah ini berisi nasihat-nasihat dan pengingat tentang makna dan hikmah dari Hari Raya Idul Adha serta pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan keluarganya. Mendengarkan khutbah dengan khusyuk dan penuh perhatian merupakan salah satu adab yang dianjurkan dalam Islam.

8. Berkurban

Hari Raya Idul Adha identik dengan ibadah kurban, yaitu menyembelih hewan ternak seperti kambing, domba, sapi, atau unta sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT dan mengikuti sunnah Nabi Ibrahim AS. Hukum berkurban adalah sunnah muakkad (sangat dianjurkan) bagi yang mampu. Waktu penyembelihan hewan kurban dimulai setelah sholat Idul Adha hingga hari terakhir Tasyriq (13 Dzulhijjah).

Cara sholat Idul Adha memiliki kekhususan tersendiri yang membedakannya dengan sholat-sholat lainnya. Dengan 7 takbir tambahan pada rakaat pertama dan 5 takbir tambahan pada rakaat kedua, sholat Idul Adha menjadi salah satu bentuk ibadah yang khas pada hari raya kurban. Selain itu, terdapat pula berbagai amalan sunnah yang dapat dilakukan untuk menambah keberkahan dan keutamaan pada hari yang mulia ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya