Liputan6.com, Jakarta - Koordinator demo angkutan kota jurusan Tanah Abang, Abdul Rosyid, mengungkapkan belum mengetahui jelas konsep OK OTRIP yang akan diterapkan Pemprov DKI Jakarta.
Itu sebabnya, dia belum bisa memastikan akan menyetujui OK OTRIP karena belum mengetahui rinci konsep yang ditawarkan Pemprov DKI.
"Jadi gini kalau Anda ngomong OK OTRIP saya belum tahu, ya, belum jelas penjabarannya," ujar Rosyid di trotoar Balai Kota Jakarta, Rabu (31/1/2018).
Advertisement
Rosyid mengibaratkan OK OTRIP seperti membeli sebuah baju. Menurut dia, pembeli harus terlebih dahulu mengetahui kualitas baju tersebut secara mendetail.
"Seseorang menawarkan produk, kualitasnya harus tahu saya. Bagaimana kualitasnya. Jangan di luarnya saja harus dalamnya juga," tutur Rosyid.
Rosyid pun menegaskan dirinya dan rekan sopir angkot perlu mengetahui OK OTRIP terlebih dahulu sebelum ikut bergabung.
Uji Coba 3 Bulan
Pemprov DKI uji coba OK-OTRIP pada 15 Januari 2018. Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengklaim, program ini dapat merangkul transportasi mana pun.
"Iya, dapat merangkul semua moda transportasi," ucap Sandiaga di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu, 10 Januari 2018.
OK-OTRIP merupakan program sistem transportasi terintegrasi yang menjadi janji kampanye Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Nantinya setiap warga DKI Jakarta akan dikenakan Rp 5 ribu untuk satu tujuan perjalanan ke mana pun.
Uji coba dilakukan di empat titik keberangkatan, yaitu di Warakas, Duren Sawit, Jelambar, dan Lebak Bulus. Pemprov DKI akan memasang alat tapping di 69 angkot selama masa uji coba. Semua sistem akan terintergrasi.
"Karena sistem OK-OTRIP itu ujungnya adalah satu manajemen, satu pricing, dan satu rute," ujar Sandiaga.
Uji coba program OK-OTRIP rencananya akan dilakukan selama tiga bulan. Masa uji coba akan berakhir pada 15 April 2018.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement